Langsung ke konten utama

Hubungan Personal VS Profesional

Hubungan antar lawan jenis itu sangat rentan disalah kaprahkan. Ketika sedikit perhatian atau penyebutan nama seseorang bisa jadi salah diartikan. Di anggap suka, mau modus (modal dusta), atau apalah itu.  Saya tidak mengerti mengapa sebagian besar orang bisa berpikir seperti itu. Mengapa orang cenderung terlebih dahulu berprasangka buruk dibanding berprasangka baik? Aneh.

Pertemanan yang saya pahami itu pertemanan yang tulus, tanpa ada maksud yang lebih. Kalau simbiosis mutualisme sih gak apa, bagus malah. Bagi saya hal itu juga berlaku untuk berteman dengan lawan jenis. Baik itu dengan teman sekelas, kakak kelas, adik kelas, teman seorganisasi, maupun kenalan lainnya, saya pikir sama saja. Diusia yang masih muda, menjalin relasi dengan siapapun itu hal yang menarik. Jujur saja, saya merasa risih ketika prasangka-prasangka buruk berkeliaran bebas diantara pertemanan dengan lawan jenis. Karena kondisi yang rentan itulah yang akhirnya membawa fitnah. Kalau ujung-ujungnya masalah perasaan, saya angkat tangan deh. Belum mau berpusing-pusing ria dengan hal itu, hehehe.

Sudah banyak kasus yang gara-gara gak bisa menempatkan diri antara hubungan personal dan hubungan profesional justru menjadikan hubungan itu jadi kaku, runyam, ada juga yang salah tingkah, atau malah jadi kepedean. Kalau diorganisasi yang ribet itu malah bisa membuat rusak koordinasi. Bercanda juga sah-sah saja selama bercandanya itu gak menyakiti orang lain atau mengandung kebohongan. Jaim alias jaga iman bisa kali diterapkan. Tapi kalau kaku-kaku amat trus bahasanya terlalu sopan tingkat dewa juga rasanya membosankan.

Jadi kenapa kita tidak berpikir secara wajar dan menjalaninya dengan alami saja? Kalau toh nantinya ada maksud lain, silahkan diutarakan dengan cara-cara yang lebih baik. Simpel kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Jihad dan Tauhid sebagai Etos kerja (bag.1)

                Jihad atau mujahadah yang berasal dari kata jahada-yujahidu, yang mempunyai makna bersungguh-sungguh dalam mengerahkan seluruh potensi untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an :                 “Dan barang siapa berjuang sekuat tenaga (jahada) sesungguhnya ia telah berusaha (yujahidu) untuk dirinya sendiri.” (Q.S. Al Ankabuut : 6)                 “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, maka Allah akan memberikan jalan baginya.” (Q.S Al Hajj : 77)                 Hanya orang-orang yang berpikiran sempit yang mengartikan dan menafsirkan jihad hanya dengan pengertian perang. Makna  jihad bila dikaitkan dengan bekerja atau berikhtiar adalah satu k...

Tidur?

Judul : Tidur?