jika kita ingin
memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah;
kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang,
kita harus melihatnya dalam konteksnya, dalam lingkungannya, dalam masalah yang
dihadapinya. Ibarat mencintai seseorang, meskipun hal itu disimpan dalam ruang
yang sunyi, sejauh mana kita bisa menerima orang itu lengkap dengan keseluruhan
hidupnya. Atau jangan-jangan selama ini kita hanya kagum pada kebaikannya
kemudian menutup mata pada kehidupannya yang lebih luas. Melihatnya dengan
kacamata terpisah, melihatnya hanya sebagai individu. Namun menolak untuk
melihat tentang orang-orang dan segudang pengalaman yang lebih dahulu mengisi
kehidupannya.
Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku. Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...
Komentar
Posting Komentar