Kamis, 4
Oktober 2012
Blacky mati
suri ! Dan membuat saya galau setengah hidup.
Oh iya,
sebelumnya perkenalkan, Blacky adalah nama netbook saya tipe hp mini. Blacky
itu kado dari orang tua di usia saya yang ke 18, terutama ibu yang gak tega
kalau lihat saya pulang tengah malam dari rental untuk mengerjakan tugas-tugas
kuliah. Orang-orang mengira kalau blacky itu anjing peliharaan saya, padahal
bukan. Saya justru phobia sama anjing. Saya beri nama Blacky karena warnanya
hitam dan biar saya gak takut lagi sama anjing (haha agak gak logis sih
alasannya). Oke, yang jelas dia sekarang sekarat, harddisknya rusak. Harddisk
blacky itu ibarat setengah memori otak saya. Segala data tugas kuliah,
organisasi, hobi, karya ilmiah, sumber inspirasi, bahkan sampai hal-hal yang
gak terlalu penting pun disimpan disana. Nyesek banget deh pas tahu kalau harddisknya
harus diganti.
Di teknisi
sebelumnya ditawari harddisk dengan spesifikasi yang sama tapi saya belum cocok
dengan harganya. Nah itu bikin tambah galau ! Cari info dengan tanya ke
teman-teman dan kakak kelas yang di fakultas informatika, alhamdulillah dapat
pencerahan. Ada harddisk spesifikasinya 2x lebih besar dari sebelumnya tapi
harganya ga beda jauh dengan harga yang ditawarkan sama teknisi sebelumnya,
tapi tempatnya di Mangga Dua Mall. Waduuh, dimana pula itu tempat? Belum pernah
ke sana sebelumnya -____-”. yaudah modal nekat, ngebolang ajah ! Selama masih
di Jakarta, mudah-mudahan gak nyasar. Maunya sih ada yang menemani, tapi
siapa?? hha, sendiri juga gak apa-apa. Berani kan Ning? Beraaaaniii ! Bismillah
deh.
Sebenarnya
ngerasa gak enak hati banget sama ortu, yang bikin harddisknya rusak kan saya.
Umnn, mungkin karena pemakaiannya agak over juga. Blacky daya tahannya gak
setangguh laptop tapi beban yang harus dia kerjakan banyak. Intinya biaya
servis blacky yang ditanggung ortu setara dengan servis motor turun mesin,
ganti gear, aki, plus spion baru dan itu setara dengan 100 hari uang jajan
saya. Agaknya setelah ini bakalan puasa jajan deh ni. Terima kasih ya nyak,
babe, udah modalin aye hari ini, love you :*
Pagi ini ada
kuliah dahulu, saya harap saya bisa pulang cepat agar punya cukup waktu untuk
ngebolang ke mangga dua. Yahh kan takutnya nyasar dan gak ketemu tempatnya.
Alhamdulillah jam setengah satu kuliah usai. “Ning, mau naik kereta? Nih gue
kasih tiket kereta.” Ninu, teman sekelasku langsung mengambil tiket
commuterline dari kantong celananya. Wahh baiknya Ninu, rejeki tak terduga
\(^^)/. Langsung capcus keluar kelas dan ketemu mas-mas OB kampus.
“Wah si
Eneng, kalau dateng kampus paling akhir, pulang paling awal.”
Dicengin
gitu, saya nyengir aja, emang fakta.
haha abisnya kampus yang sekarang jauh dari rumah jadi datangnya pas-pasan, eh
kadang telat dikit sih. Tiap pagi kalau saya datang pasti ketemu mas OB itu,
udah hapal dah. Trus wifinya ga seampuh di kelas yang lama, jadi gak ada alasan
buat saya berlama-lama di kampus apalagi hari ini lagi urgen :D.
“Oiya Neng,
bawa payung gak? Kayaknya mau hujan.”
“Bawa kok
Bang!” wahh, aneh juga ni mas-mas OB, tapi thanks sudah diingatkan. Cuaca hari
ini memang keliatan mendung. Sebelum berangkat konsultasi dulu sama Fauzan n
the gank yang lagi kongkow-kongkow di warung.
So, rute
ngebolangnya : (kampus) pasar minggu -> (ngambil blacky) depok -> st. UI
-> st. Jakarta Kota -> angkot -> Mangga Dua Mall -> go home.
Pas mau
nyebrang ke arah depok, ketemu Refa di seberang jalan, teman sekelas juga.
“Ning mau
kemana?”.
“Depok fa,
Refa mau naik kereta juga?”
“Oh enggak,
mau nyari taksi. Bareng aja yuk.” hhe? Pasar minggu-Depok naik taksi? Ada-ada
aja ini orang ya, tapi baik juga. Terimakasih refa :)
“Tapi aku
mau ke kober dulu ngambil nb, trus nanti mau ke mangga dua benerin nbnya.”
“Bareng aja
kalau gitu sampai depok.”
Alhamdulillah
banget, pas ngambil blacky ketemu pak Hans. Beliau ngasih tahu onderdilnya
blacky secara singkat, padat, dan jelas. Diberitahu juga tentang kondisi
kerusakan si blacky, kipas internalnya juga sudah dipenuhi debu (jadi malu saya
sebagai yang punya ketahuan gak ngerti cara merawat blacky). Teknisi yang ramah
dan profesional, ketara dari cara beliau bongkar si blacky. “Mbak, ini dibawa aja. Biasanya
untuk orang lain 20 ribu, tapi untuk mbak gratis aja.” Subhanallah, terkesima!
Padahal saya baru pertama kali lho kesini.
Terus naik
kereta ke kota, setelah itu ke angkot warna biru jurusan mangga dua dan lumayan
nunggu lama sampai angkotnya penuh. Waahh, jadi tahu ternyata ITC mangga dua
itu yang sebelah kiri dan mangga dua Mall itu di sebelah kanannya, jadi
nyebrang dulu deh sebentar. Keliling-keliling sebentar di Mallnya, dan tempat
ini memang pusatnya komputer. Dari lantai satu sampai lima rata-rata dijumpai
toko komputer. Sampai ke tempat yang dituju, sipp dapat harddisk pengganti
untuk blacky. Sayangnya toko itu gak menerima pemasangan harddisk, padahal
sebelumnya pas saya konfirmasi via sms mereka bersedia memasang harddisknya
(agak sedikit mengecewakan sih).
Kalau masang
sendiri di rumah khawatir gak beres, akhirnya saya bawa ke tempat servis di
seberang toko tempat membeli harddisk tadi. Dilihat dari caranya ngebongkar
blacky bisa ketara kalau dia gak seprofesional pak Hans (gak bermaksud
membandingkan). Huwaaa.. bikin saya ketar ketir. Dia sedikit bingung ketika
tempat harddisknya gak bisa di copot.
“Mas, itu
ada bautnya.” setelah itu dia buka pakai obeng salah satu bautnya (sebenarnya
bautnya ada dua, jelas aja gak kebuka dia belum buka baut yang satunya -___-”)
“nah, itu kok mbaknya lebih tahu” dijawab dengan senyum aja deh. Iya dong tahu,
kan sebelumnya udah dijelasin sama pak Hans. Obeng! Setelah diperhatikan kalau
mau masang harddisk cuma modal obeng plus doang. Nyessss, di rumah juga ada
obeng plus & min mah, hhe kapan-kapan bisa dicoba sendiri nih. Pas saya
tanya tentang yang lain-lain seputar komputer dan OS sepertinya dia jadi
kebingungan, yaudah deh mendingan pertanyaanya diajukan ke orang lain yang
lebih paham. Hehehe kasian lihat ekspresi mas-masnya, walau kocak juga sih.
Intinya, walaupun disini pusatnya komputer, tapi kalau urusan servis komputer
baiknya cek dulu nih kapasitas SDMnya, alih-alih nantinya malah tambah parah
yang ada.
Sip tinggal
install OS nih. Selesai urusan langsung balik ke depok, ehh tapi jalan
keluarnya beda sama pas pertama masuk. Nanya sama satpam jalan ke stasiun, saya
kira bakalan tembus ke stasiun kota ternyata tembusannya lebih dekat ke stasiun
jayakarta. Jalan kaki nyampe. Asik jadi tahu jalan yang lebih efisien nih kalau
kesini lagi. Thanks pak satpam :)
Well,
ternyata jadwal keberangkatan kereta ekonomi tujuan depok ditunda, yang tadinya
pukul 16.00 WIB jadi pukul 17.02 WIB setelah insiden kereta commuterline anjlok
di stasiun cilebut pagi hari tadi. Semua jadwal kereta hari ini jadi tak
terduga. Waduh waduh bingung ngabisin waktu, koran yang digenggam sudah habis
di baca. Masih ada 30 menit lagi. Tadinya di bangku ini cuma ada saya sendiri.
Tak berapa lama ada mas-mas duduk disebelah kiri. Awalnya dia nanya-nanya soal
kereta, nanya bis dari depok yang bisa ke bogor, nanya saya abis kuliah apa
pulang kerja, kuliah dimana, semester berapa, bilang juga kalau dia adalah
mahasiswa dari universitas swasta yang terkenal di bogor (padahal saya cuma
tanya apa dia mahasiswa juga), sampai promosian tempat kuliahnya dia, dan
ujung-ujungnya dia menerka-nerka berapa usia saya (-___-” itu adalah hal paling
gak nyambung sepanjang percakapan kami, biar cepet di-iya-in aja deh :P)
hahaha.. lumayan buat ngabisin waktu.
Kereta
ekonomi datang! Primadona transportasi massal itu sudah penuh penumpang. Dengan
tinggi tak lebih dari 155cm ini nyempil-nyempil nyari lapak ditengah gerbong
kereta, nyari tempat yang bisa terjangkau udara. Sudah bisa dipastikan kalau
dari stasiun kotanya saja sudah penuh, apalagi stasiun-stasiun lainnya yang
menuju jalur selatan, pasti kita jadi pepes teri. Sampai di stasiun cawang,
kereta sudah tak mampu lagi menampung penumpang. Overload, ini saja rasanya
yang napak cuma satu kaki. kawanan anker (anak kereta) sebagian besar memilih
duduk di atap padahal itu berbahaya.
Daerah pasar
minggu mulai diguyur hujan, jadi yang duduk di atap kereta hujan-hujanan, yang
di dalam gerbong sauna keringat (udah sore gitu wangi keringat tujuh rupa dah
gak bisa dibayangin). Sebagai pelipur lara, yang duduk di atap nyanyi-nyanyi
gak jelas sambil getok-getok atap kereta. Sebagian bapak-bapak di belakang saya
saling bercerita tentang pengalamannya di kereta. Saya yang masih newbie
pengguna jasa kereta nyimak saja. Mereka bercerita mulai dari orang-orang yang
biasa mereka temui di kereta setiap berangkat kerja sehingga kenal satu sama
lain, tentang istri orang yang jadi rekan kerja mereka (katanya selama batasan
itu ada ga bakal selingkuh, asal istri sendiri benar-benar bisa mempercayai
mereka), tentang anak-anak, trik dapat tempat duduk di kereta ekonomi, aksi
kriminal di kereta, hingga barang-barang yang ketinggalan di kereta gara-gara
kelupaan. Unik banget pengalaman seperti ini.
Saya jadi
penasaran bagaimana ya tanggapan orang-orang elit pemerintahan kalau mereka
merasakan langsung keadaan transportasi massal yang seperti ini? Barangkali
setiap kebijakan yang dibuat bisa jadi lebih tepat sasaran.
Umnnn.. jadi
pengen ngebolang ke tempat lain deh :) Barangkali ada cerita hikmah yang bisa
diambil.
Special
thanks for today :
Allah SWT,
Ibu & Bapak, Kak Ami, Kak Hendry, Pak Hans, Ninu, Refa, teman-teman yang
sudah mau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya soal komputer & rute mangga
dua, teman-teman yang senantiasa mendoakan urusan saya menjadi mudah dan
orang-orang yang saya temui hari ini (yang belum bisa saya sebutkan satu per
satu).
Kuliah dimana mba ning ? Skrg rute saya kalibata mangga 2
BalasHapusHalo! Wah kalau sekarang saya sudah tidak kuliah :)
Hapus