Taman kota siang ini tak begitu ramai. Sembunyi dibalik dahan rindang pohon beringin dari ganasnya terik matahari memang terasa lebih nyaman. Apalagi ditemani segelas es doger merah muda kesukaan Rara. Tapi entah dari mana suara seseorang tiba-tiba mengejutkan keheningan taman itu. “Raraaaa!” “Huhuhu mau cerita. Emnn.. tapi darimana ya?” Gea, perempuan tomboy dengan potongan rambutnya yang pendek setelan kemeja dan jeans duduk disamping Rara dengan wajah mirip layangan singit. Cemberut. “cerita apa? Haha, lucu banget sih kamu, Ge. Datang-datang bikin gempar.” “ihh, lagi sebel tahu! Sruupp... sruppp” sambil meneguk es doger milik Rara tanpa permisi. “iya, yasudah. Cerita aja. Tapi esnyaaaa.....” “hehe, maaf Ra, panas banget, haus jadinya. Jadi ceritanya tadi tuh...” Gea mulai serius bercerita. *** Pagi hari di rumah Gea. “Gea, kamu itu perempuan! Jadilah perempuan yang semestinya. Yang lemah lembut, yang cantik, ehhh ini mah kelakuan mirip anak laki-laki. Hobinya
photography enthusiast • passionate designer wanna be • art lover • traveller soon