Langsung ke konten utama

Bagaimana Bila

Bagaimana bila Allah hendak memberi kita sesuatu yang lebih baik dari apa yang kita inginkan, tapi kita tetap kukuh berdoa untuk apa yang kita inginkan itu? Semisal kita berdoa agar mendapat satu apel dengan kualitas baik, tapi sebenarnya Allah ingin memberi kita sepuluh?

Bagaimana bila Allah ingin memberikan yang terbaik versiNya, tapi kita begitu keras kepala ingin memiliki yang terbaik versi kita? 

Kita terlalu fokus pada apa yang kita mau, sementara Allah kirimkan banyak kebaikan lain untuk datang menghampiri kita. Tapi kita masih saja bertahan pada yang satu itu dan mengabaikan yang lain. Kita seyakin itu dengan pikiran kita sendiri.  

Bagaimana bila Allah merasa jenuh melihat kita yang begitu putus asa dengan keinginan kita dan akhirnya Ia memberikan apa yang kita mau?

Bagaimana bila ketika kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan itu, baru kemudian Allah tampakkan rahasiaNya?

Menurutmu, tidakkah kita sedang merugi dan menganiaya diri sendiri?

Seandainya itu semua terjadi, aku berharap kita tidak sedang menyesali kebodohan kita sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...