Langsung ke konten utama

Orang Pertama yang Bilang Begitu

“ini yang bikin desainnya siapa?” katanya sambil menghadap ke arahku dan teman perempuanku. “desainnya bagus! aku suka.” lanjutnya. Teman perempuanku balik ikut menatapku juga, menunggu jawaban. “emmn.. seksi publikasi. Iya, yang buat seksi publikasi.”
Desainnya bagus.... jujur aku tak menyangka akan mendapat komentar itu. Dia orang pertama yang bilang “bagus” tepat di depan designernya. Daaaann itu rasanyaaaa.... membuatku tersipu malu, jadi kubilang yang membuatnya seksi publikasi. Dan memang benar secara konsep desain ini digarap bersama dengan kepala koordinator publikasi.
Surprised sekali mendapat apresiasi seperti itu. Karena tak banyak orang yang mengapresiasi sebuah karya desain. Banyak orang yang tak tahu bagaimana sulitnya mencari ide, bagaimana frustasinya tidak bisa membuat sebuah harmoni gambar dengan software yang asing, bagaimana seseorang mungkin menghabiskan waktu dan pikirannya, tentang bagaimana kinerja desainer di balik layar. Kebanyakan mereka hanya bisa menilai.
Tahu rasanya ketika berhari-hari kamu berusaha untuk membuat sebuah karya yang berbeda, lalu setelah kamu tunjukkan kepada atasanmu, dia hanya bilang “desainnya norak, terlalu colorfull, yang ini saya gak suka, yang ini juga, sejujurnya saya gak suka semua desainnya!”
Kalau mendengar kata-kata seperti itu, inginnya berhenti saja, biar mereka cari desainner yang lebih baik. Padahal mereka belum tentu bisa membuatnya. Lagipula ini bukanlah sebuah pekerjaan profit.
Alih-alih memberi komentar yang menyakitkan, apa susahnya memberi sedikit apresiasi atas kerja keras orang-orang dalam bidang apapun kemudian baru memberi masukan yang lebih baik.

Well, terimakasih yaa, walau singkat dan sederhana, tapi ”bagus”  itu sangat menyentuh.
*arigatou
*kawaii ne

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBNU KHALDUN

Biografi Ibn Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdu al-Rahman ibn Muhamad ibn Muhamad ibn Muhamad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhamad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn Utsman ibn Hani ibn Khattab ibn Kuraib ibn Ma`dikarib ibn al-Harits ibn Wail ibn Hujar atau lebih dikenal dengan sebutan Abdur Rahman Abu Zayd Muhamad ibnu Khaldun. Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.  

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Itinerary Gunung Papandayan 2018

Pendakian saya ke Gunung Papandayan kali ini ditemani oleh 4 orang. Pertama Amir, dia adalah teman sekelas saya ketika S1 di jurusan komunikasi. Kedua ada Ajeng, teman satu kampus, satu organisasi, juga teman mengaji bareng. Ketiga Esa, Esa adalah teman sekelasnya ajeng di jurusan teknik informatika. Dan terakhir ada Ryan. Ryan adalah temannya Amir. Kami berlima janjian untuk bertemu di titik kumpul Terminal Kampung Rambutan. Saya datang pertama, kemudian Ajeng dan Esa. Sambil menunggu Amir dan Ryan, kami bertiga makan malam dahulu dengan nasi padang. Tak lama kemudian Ryan tiba. Setelah Amir datang dan semua anggota lengkap kami langsung naik bis ekonomi AC meluncur ke Garut.  Kami berangkat sekitar jam sembilan malam. Tiba di Terminal Guntur-Garut jam setengah tiga pagi. Udara dingin mulai terasa menusuk kulit. Di sini saya dan teman-teman sempat diminta oleh seorang pemuda untuk memberinya sekian uang. Sepertinya ia mabuk, terlihat dari pupil matanya dan mulutnya ya...