Langsung ke konten utama

Bukan Yang Terbaik

Teman
Allah menciptakan manusia untuk berjuang
Dan bukanlah suatu perjuangan ketika ia terasa ringan

Ketika merasa sendiri;
Percayalah bahwa di atas langit masih ada langit
Bahwa segala beban yang kita rasakan bukanlah yang terberat diantara beban-beban yang lainnya.
Karena kita tak pernah tahu
Seberat apa beban-beban yang dirasakan saudara kita
Kita bukanlah orang yang paling sibuk
Bukan orang yang paling menderita
Dan kita bukan orang yang paling berjasa
Ada banyak pejuang-pejuang lain di sana
Dengan beban yang sama
Atau mungkin jauh lebih berat dari yang kita rasakan
Hanya saja, mereka berjuang di tempat yang berbeda
Dan ukhuwahlah yang meringankan mereka
Maka, ketika keluhan-keluhan dekat dengan mulut ini
Telanlah ia kembali
Bukankah dengan syukur, Allah akan menambah nikmat-Nya?

Ketika kita merasa lelah
Jangan pernah berhenti
Ketika kita lelah berlari, cobalah berjalan
Ketika lelah berjalan, cobalah merangkak
Namun jangan pernah berhenti
Karena kita takkan pernah tahu batas umur kita

Ketika kita merasa kecewa
Jangan sampai kekecewaan itu membutakan kita
Karena kita bukanlah manusia terbaik di antara semua
Dan sesungguhnya kekecewaan itu takkan pernah ada,
Ketika kita hanya bersandar pada Allah semata.

Teman,
Tetaplah berjuang untuk Allah
Tetaplah berjuang di jalan dakwah
Karena ada ataupun tidaknya kita di jalan ini
Islam akan tetap jaya
Allah tidak membutuhkan apa pun dari diri kita
Kitalah yang membutuhkan-Nya
Kitalah yang membutuhkan dakwah dijalan-Nya
Karena dakwah adalah pengorbanan,
Dan insan yang berkorban adalah insan-insan yang berani
Dan percayalah, saat kita istiqomah di sini
Kita akan tahu, betapa indahnya jalan ini

Dikutip dari: Surat Seorang Murabbiah kepada Mutarabbinya
==========================================

Astagfirullah..
Aku berlindung padamu dari kebencian terhadap sesuatu yang karena aku tidak mengetahuinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Jihad dan Tauhid sebagai Etos kerja (bag.1)

                Jihad atau mujahadah yang berasal dari kata jahada-yujahidu, yang mempunyai makna bersungguh-sungguh dalam mengerahkan seluruh potensi untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an :                 “Dan barang siapa berjuang sekuat tenaga (jahada) sesungguhnya ia telah berusaha (yujahidu) untuk dirinya sendiri.” (Q.S. Al Ankabuut : 6)                 “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, maka Allah akan memberikan jalan baginya.” (Q.S Al Hajj : 77)                 Hanya orang-orang yang berpikiran sempit yang mengartikan dan menafsirkan jihad hanya dengan pengertian perang. Makna  jihad bila dikaitkan dengan bekerja atau berikhtiar adalah satu kekuatan yang harus terus digali dan diuji potensinya agar mampu mengeluarkan energi yang signifikan. Apalah artinya cita-cita tanpa adanya keinginan dan daya juang, ia hanya menjadi sebuah mimpi dan obsesi kosong yang membuahkan khayalan melankolik. Tentu kita boleh bermimp