Langsung ke konten utama

Mengenal Seseorang

Finally, minggu ini aku bisa menyelesaikan rangkaian episode drama korea: Cheese in The Trap. Sebenarnya sudah ditonton dari lama tapi belum sempat diselesaikan episode finalnya. Awalnya aku cuma baca webtoonnya dan memang jalan ceritanya unik. Setelah tahu bahwa webtoon ini dibuat dalam versi live action, akhirnya jadi penasaran juga untuk nonton. Saat drama ini dibuat, cerita webtoonnya juga masih berjalan alias belum tamat. So, memang ternyata ada perbedaan antara ending versi drama dan webtoon. Karena di drama berakhir gantung sementara di webtoon berakhir dengan bahagia. Tapi sama-sama menarik. Suka deh, pemeran Yu Jung (Park Hae Jin) ini mirip seperti yang di komik webtoon! 

Selama nonton drama, memang ada beberapa budaya dan nilai-nilai yang harus difilter sih buat para penonton di Indonesia apalagi yang muslim ya :) seperti kebiasaan minum-minum (beralkohol) atau pacaran (beserta rangkaian adegan yang terlalu dekat antar lawan jenis seperti kissing). Plis banget, anak-anak jangan ditiru yah. 

Pada tulisan ini, aku akan fokus cerita tentang Hong Seol dan Yu Jung. Hong Seol dan Yu Jung satu kampus dan satu jurusan. Awalnya hubungan antara Hong Seol dan Yu Jung tidak terlalu baik. Masing-masing merasakan keanehan dan sedikit ketidaksukaan. Tapi seiring berjalannya waktu, arah hubungan mereka berubah drastis: menjadi sepasang kekasih dengan latar belakang dunia yang berbeda. 

Saat kecil Jung tidak bisa mengekspresikan emosinya dengan bebas dan selalu dituntut untuk berlaku baik selayaknya orang dewasa. Menurut ayahnya Jung, Jung ini mewarisi keanehan seperti beliau dulu. Sang Ayah takut bahwa suatu hari Jung akan menjadi sosiopat. Oleh karena itu, Ayah Jung berusaha mencarikan teman dekat baginya. Tapi hubungan dengan teman dekat itu (Baek In Ha dan Baek In Ho) tidak berjalan baik, justru berkembang menjadi saling benci. Padahal yang dibutuhkan Jung adalah orang yang bisa mengerti dirinya. Mengapa Jung bisa tertarik dengan Seol ya? Mungkin karena cuma Seol yang beda diantara teman Jung lainnya yang mendekati Jung karena ada maksud tertentu. Makanya Jung berusaha duluan untuk mengenal Seol.

Oke ini aku ambil cuplikan yang menurutku menarik antara Hong Seol dan Yu Jung di episode terakhir, saat Seol sedang terbaring di rumah sakit karena koma setelah tertabrak mobil.


Seol: “Saat itu mengapa aku memegang tangan Jung? Aku tahu dia aneh, aku juga takut. Mungkin, aku berpura-pura kalau itu bukan alasannya, tapi aku merasa terganggu. Di balik senyum manisnya, dia menyembunyikan sisi dingin, kesepian, dan kekanak-kanakannya. Sifat aslinya sangat berbeda dari yang dia tampilkan. Hanya aku yang bisa melihatnya. Dia hanya memperlihatkan itu padaku. Aku ingin melihat sifat aslinya. Semakin aku mengenal Jung, perasaan aneh dan takut perlahan hilang. Dia membuat jantungku berdebar dan juga sedih. Karena itu aku tidak ingin meninggalkannya.”

Jung: “awalnya aku tidak tahu. Aku tidak menyangka akan jatuh cinta pada seseorang. Rasanya menggembirakan dan menakutkan secara bersamaan. Aku ingin bersamamu selamanya. Aku pikir semuanya akan baik-baik saja saat kamu bersamaku. Aku tidak bisa mengerti mengapa orang selalu memandangku seperti itu atau membenciku. Tapi aku rasa sekarang aku tahu alasannya. Aku menginjak-injak hati dan emosi mereka. Itu pasti menyakitkan bagi mereka. Mengapa aku tidak lebih cepat menyadarinya? Aku baru menyadari setelah ini terjadi padamu.”

Seol:” jangan berkata apa-apa. Aku tahu apa yang terjadi dan aku juga tahu mengapa hal itu terjadi. Kurasa aku juga tahu bagaimana perasaanmu saat ini.”

Jung: “Jika kamu bersamaku, kamu mungkin akan terluka dan menderita lagi.”

Seol: “Jangan cemas, aku tidak akan lari.”

Jung: “Tapi apa kamu akan baik-baik saja? Apa aku sungguh tidak perlu melepaskan tangan ini?”

Kalau dibahas dari segi komunikasi, proses ini menarik seperti yang dikemukakan dalam teori penetrasi sosial bahwa hakikatnya tiap-tiap orang memiliki lapisan kepribadian. Seperti kulit bawang, ketika kita mengupas kulit terluar maka kita akan menemukan lapisan kulit lainnya. Semakin dalam semakin informasi tentang dirinya bersifat privat. Dan proses masuk ke dalam memang bisa jadi tidak mudah. Lapisannya menjadi semakin tebal dan susah ditembus. Lapisan paling dalam adalah lapisan yang paling berdampak bagi kehidupannya. Rahasia paling rahasia yang hanya diketahui oleh Tuhan dan dirinya sendiri.

Keakraban memang bukan sesuatu yang otomatis, tiap-tiap individu perlu mengusahakan keterbukaan diri yang saling timbal balik. Pengungkapan diri yang kadang tidak mudah untuk dijalani. Uniknya, proses keterbukaan yang intens antara Hong Seol dan Yu Jung ini tidak terjadi di awal-awal mereka berinteraksi. Dan kadang semakin masuk ke dalam, keterbukaan ini tidak lagi bersifat timbal balik. Mungkin karena proses pemahaman yang lebih dalam signifikan dengan waktu yang dibutuhkan. 

Pada kondisi krisis, kestabilan hubungan menemui ujian. Bila dapat melaluinya hubungan cenderung akan lebih kuat, lebih bermakna, dan bertahan lama. Tapi jika tidak bisa, maka akan masuk ke dalam proses depenetrasi. Sebuah proses pemudaran hubungan yang bertahap; mundur teratur atau bahkan bisa jadi radikal dengan pemutusan kontak. Ditahap krisis ini, Yu Jung memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Seol karena kecemasannya sendiri, dan Jung pergi ke luar negeri mengikuti perintah ayahnya. Sedih sih, karena sebenarnya Hong Seol masih mau berusaha memperjuangkan hubungannya dengan Jung.

“Apa aku pernah berusaha keras untuk mengenal seseorang? Waktu yang kubutuhkan untuk memahami dan menerima Jung. Bukan, Jung mungkin butuh waktu yang lebih lama dari itu.” –Hong Seol

Buat aku yang sebenernya cuek dan jarang mencampuri kehidupan orang lain, drama ini cukup berkesan. Jadi merenung sendiri, apa selama ini aku sudah berusaha keras untuk mengenal seseorang? Menerima kehadirannya dengan tulus? Memperlakukannya dengan baik? Dan membuat orang lain juga mudah untuk mengenalku?

Bagaimana denganmu?
------------------------------
Tulisan kedua untuk #sabtulis. Sabtulis (Sabtu Menulis) adalah gerakan menulis di hari Sabtu. Kamu bisa menuliskan tentang gagasan, cerita, puisi, prosa, ataupun hal lain yang ingin kamu ekspresikan melalui tulisan. Yuk Ikutan! Mengenal diri, mengapresiasi diri, dan menjadi lebih percaya diri. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBNU KHALDUN

Biografi Ibn Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdu al-Rahman ibn Muhamad ibn Muhamad ibn Muhamad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhamad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn Utsman ibn Hani ibn Khattab ibn Kuraib ibn Ma`dikarib ibn al-Harits ibn Wail ibn Hujar atau lebih dikenal dengan sebutan Abdur Rahman Abu Zayd Muhamad ibnu Khaldun. Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.  

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Itinerary Gunung Papandayan 2018

Pendakian saya ke Gunung Papandayan kali ini ditemani oleh 4 orang. Pertama Amir, dia adalah teman sekelas saya ketika S1 di jurusan komunikasi. Kedua ada Ajeng, teman satu kampus, satu organisasi, juga teman mengaji bareng. Ketiga Esa, Esa adalah teman sekelasnya ajeng di jurusan teknik informatika. Dan terakhir ada Ryan. Ryan adalah temannya Amir. Kami berlima janjian untuk bertemu di titik kumpul Terminal Kampung Rambutan. Saya datang pertama, kemudian Ajeng dan Esa. Sambil menunggu Amir dan Ryan, kami bertiga makan malam dahulu dengan nasi padang. Tak lama kemudian Ryan tiba. Setelah Amir datang dan semua anggota lengkap kami langsung naik bis ekonomi AC meluncur ke Garut.  Kami berangkat sekitar jam sembilan malam. Tiba di Terminal Guntur-Garut jam setengah tiga pagi. Udara dingin mulai terasa menusuk kulit. Di sini saya dan teman-teman sempat diminta oleh seorang pemuda untuk memberinya sekian uang. Sepertinya ia mabuk, terlihat dari pupil matanya dan mulutnya ya...