Langsung ke konten utama

Menggali Ke Puncak Hati

Menggali ke Puncak Hati .

Alhamdulillah di bulan Ramadhan lalu jadi punya waktu lebih banyak untuk baca buku, salah satunya karya ust. @salimafillah. Buku setebal 312 halaman ini terbitan dari @proumedia Yogyakarta

Sebuah judul yang cukup unik disajikan dari buku ini. Menggali itu kan identik dengan tujuan ke dasar, tapi menggali di buku ini disandingkan dengan puncak. Why?

Penulis menuturkan bahwa menggali artinya menemukan dan mengasah segala potensi yang Allah berikan di dalam diri kita. Ke puncak, sebab segala niat, kata, maupun amal gerak yang disusun dalam buku ini semata hanya ditujukan pada Allah. Dan hati, karena dari sanalah semua bermula sebagai niat yang harus dijaga & diperbaiki, serta bermuara sebagai ridha atas segala yang datang dari-Nya.

Menggali ke puncak hati merupakan perjalanan menuju keikhlasan terpuncak saat kita berikrar, "sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, & matiku semuanya adalah untuk Allah Rabb semesta Alam."

Salah satu bagian menarik untuk saya adalah bagian takut, harap, dan cinta dalam beribadah. Awalnya saya kira tingkatan tertinggi dalam ibadah adalah semata karena cinta pada-Nya. Ternyata dijelaskan ust. Salim bahwa takut, harap, dan cinta adalah pilar-pilar 'ubudiyyah yang saling terkait satu sama lainnya. Ia bukan jenjang yang bertingkat, bukan sebuah hierarki tapi sebuah kesatuan.
Jadi bukan berarti beribadah karena takut pada Allah itu semata mental budak yang rendah. Bukan berarti mengharap surga itu semata mental pedagang yang culas. Dan bukan pula orang yang hanya punya cinta selalu lebih mulia.

Manusia diciptakan tidak lain untuk beribadah, dan makna ibadah ternyata amat luas. Serta ibadah selalu ujungnya agar manusia bertakwa.

Seperti perintah berpuasa di bulan Ramadhan bagi orang beriman, outputnya tak lain agar kita menjadi manusia yang bertakwa 
.
#ramadhanstories #allaboutbook #review #literasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Jelajah Batu-Malang

Tulisan kali ini merupakan kelanjutan dari cerita tentang jelajah Malang. Destinasi utama hari terakhir di Batu-Malang adalah Museum Angkut. Berhubung Sabtu ternyata jam operasionalnya siang, akhirnya saya dan sahabat saya putar haluan ke destinasi lain setelah itu baru kembali ke sini.  Tempat yang kami kunjungi yaitu Coban Rondo. Dalam bahasa Indonesia, coban artinya air terjun dan rondo berarti janda. Maka bila digabung menjadi air terjun janda, entah sejarahnya bagaimana sehingga diberi nama demikian. Menariknya di kawasan juga ini terdapat beberapa air terjun lain, namun karena musim hujan dan jalanannya belum baik jadi kami urung lihat-lihat ke sana. Jarak dari pintu masuk ke air terjun sendiri cukup jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Selama perjalanan kita bisa melihat banyak pepohonan di sisi kanan dan kiri. Tempat ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan. Ada juga hewan yang berkeliaran di sini, beberapa monyet hutan yang sepertinya jinak dan sudah terbias...

Jihad dan Tauhid sebagai Etos kerja (bag.1)

                Jihad atau mujahadah yang berasal dari kata jahada-yujahidu, yang mempunyai makna bersungguh-sungguh dalam mengerahkan seluruh potensi untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an :                 “Dan barang siapa berjuang sekuat tenaga (jahada) sesungguhnya ia telah berusaha (yujahidu) untuk dirinya sendiri.” (Q.S. Al Ankabuut : 6)                 “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, maka Allah akan memberikan jalan baginya.” (Q.S Al Hajj : 77)                 Hanya orang-orang yang berpikiran sempit yang mengartikan dan menafsirkan jihad hanya dengan pengertian perang. Makna  jihad bila dikaitkan dengan bekerja atau berikhtiar adalah satu k...