Road To The Empire
trilogi pertama, lanjutan dari novel Sebuah Janji. Pasti penasaran ceritanya seperti apa.
Pangeran Takudar, yang saat itu ada di istana, dipaksa oleh Permaisuri Ilkhata untuk melarikan diri bersama Ying Chin. Sementara kedua adiknya, Arghun & Buzun sdg mengikuti festival di luar istana tidak tahu tentang tragedi makar yang sedang terjadi di istana. Kaisar Tuqluq dan Permaisuri Ilkhata akhirnya tewas dibunuh oleh pemberontak.
Sekembalinya, Arghun & Buzun mengalami keguncangan mengetahui ayah & ibunya terbunuh, kakaknya menghilang, pemberontak yang belum ditemukan, serta kekosongan kekuasaan kerajaan.
Kemudian Arghun naik tahta dengan konspirasi & bantuan panglima Albuqa Khan. Dan Buzun tetap mengabdi di kekaisaran. Mereka tidak tahu bahwa dalang dibalik itu semua adalah panglima Albuqa. Arghun begitu mudah dipengaruhi oleh panglima Albuqa. Ia menjadi kaisar yang berambisi untuk menguasai dunia, bahkan berencana untuk menaklukkan Jerusalem. Tapi penaklukan & perluasan wilayah selalu memakan korban yang tak lain adalah rakyatnya, termasuk di dalamnya masyarakat muslim mongol.
Takudar & Ying Chin selalu berganti nama & melarikan diri ke Barat, akhirnya diselamatkan oleh orang-orang muslim. Takudar menjadi Baruji, & Ying Chin sebagai Almamuchi. Mereka pun bertemu Rasyiduddin alias Salim, anak alm. Syekh Jamaluddin.
Baruji menjadi mualaf & memulai hidup baru di tempat pelariannya.
Ekspansi Arghun yang semakin parah & semena-mena, tak bisa lagi dibiarkan. Tak ada kata lain selain lawan. Akhirnya Baruji dkk menyiapkan diri untuk pertempuran melawan adiknya sendiri. Arghun terkejut mendapati Takudar masih hidup dan kini bersebrangan dengannya. Buzun, pangeran ketiga yang baik hati, tewas terbunuh saat coba menyelamatkan Takudar dari pedang Arghun dalam perang terbuka di Turpan. Pasukan Arghun kalah saat puluhan ribu bantuan dari Sultan Mamluk Mesir datang untuk Takudar. Arghun dipenjara. Era Baru telah tiba bagi kekaisaran Mongol. (Baca bukunya langsung deh, asli lebih seru! Cerita dilanjut ke trilogi 2: Tahta Awan)
Komentar
Posting Komentar