Langsung ke konten utama

Donat Kok Gitu

Sebelum cerita panjang lebar, saya ada pemberitahuan terlebih dahulu. Di dalam tulisan ini akan banyak bahasa gaul dan ejaan yang mungkin tidak sesuai, so mohon dibawa santai. Oke sist, oke bro? Hehe

Dipostingan kali ini saya mau cerita tentang eksperimen bikin donat kemarin. Sebelum-sebelumnya sudah pernah bikin donat, tapi hasilnya selalu berubah-ubah, belum ada yang mantap. Kali ini saya mencoba resep baru yang saya temukan dari salah satu media yang khusus memuat resep kue. Berhubung saya ga punya alat takar di rumah, jadi dikira-kira aja deh takaran bahan-bahannya.

Pas semua bahan udah dicampur adonannya engga kalis, masih lengket-lengket gimana gitu. Sepertinya air yang saya masukkan terlalu banyak. Yasudah abis itu  ditambahin terigu sedikit demi sedikit. Eh tetep masih lengket.

Niatnya cuma mau bikin seperempat kilo. Nyatanya kebablasan sampai setengah kilo terigu abis untuk bahan adonan 😂.

Trus pas bikin donat tadi, hasil adonannya bagus. Alhamdulillah bisa mengembang pas digoreng. Tapi capek bulet-buletin donat secara manual, sisanya digoreng dengan bentuk yg ga beraturan. Tadaaa semacam inilah hasilnya. Haha.

Nah pengen dikasih toping meses, ehhhh mesesnya engga nempel-nempel karena gak punya cream, susu, atau apa gitu yang lengket. Jadi kepikiran ide untuk meelelehkan meses. Karena meses itu terbuat dari coklat, saya pikir kalau dipanasin langsung di wajan bakal meleleh... jreng jreng wadduuhh malah jadi gosong dan bikin kerak 😂😂😂 failed banget!

Kekoplakan belum berhenti di sana. Saya menyerah dengan meses yang gosong. Saya kemudian berpikir untuk coba ganti pakai gula halus. 

Seingat saya ada bubuk gula yang disimpan di dalam tupperware di kulkas. Dengan pedenya donat mateng langsung masukin ke tempat itu.. kocok-kocok deh.
Eeehhh, gak tahunya itu tepung teriguuu bukan gula 😂😂😂😂😂  untung baru masukin beberapa, rasanya jadi aneh tiada tara.

Nah ini dia hasil eksperimen donat. Tenang, yang ini bubuk gula halus beneran kok bukan terigu. Hahaha. Bentuknya emang aneh, tapi rasanya enak 😀 masih bisa diterima di mulut & perut.

Ada yang pernah mengalami kejadian serupa? Ternyata kegagalan-kegagalan ini lucu juga untuk diceritakan dan jadi bahan pembelajaran yang seru. Semoga saja dikemudian hari ga mengulang kegagalan sama 😁

Bentuk donatnya abstrak banget 😁

---------------------------------
Tulisan ini merupakan bagian dari #sabtulis. Apa itu sabtulis? Sabtulis adalah gerakan menulis di hari Sabtu bagi sobat yang ingin menjadikan malam minggunya lebih produktif, melatih kemampuan menyampaikan gagasan atau mengekspresikan diri melalui tulisan, serta membentuk kebiasaan baik dalam menulis. Mari ikutan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBNU KHALDUN

Biografi Ibn Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdu al-Rahman ibn Muhamad ibn Muhamad ibn Muhamad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhamad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn Utsman ibn Hani ibn Khattab ibn Kuraib ibn Ma`dikarib ibn al-Harits ibn Wail ibn Hujar atau lebih dikenal dengan sebutan Abdur Rahman Abu Zayd Muhamad ibnu Khaldun. Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.  

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Itinerary Gunung Papandayan 2018

Pendakian saya ke Gunung Papandayan kali ini ditemani oleh 4 orang. Pertama Amir, dia adalah teman sekelas saya ketika S1 di jurusan komunikasi. Kedua ada Ajeng, teman satu kampus, satu organisasi, juga teman mengaji bareng. Ketiga Esa, Esa adalah teman sekelasnya ajeng di jurusan teknik informatika. Dan terakhir ada Ryan. Ryan adalah temannya Amir. Kami berlima janjian untuk bertemu di titik kumpul Terminal Kampung Rambutan. Saya datang pertama, kemudian Ajeng dan Esa. Sambil menunggu Amir dan Ryan, kami bertiga makan malam dahulu dengan nasi padang. Tak lama kemudian Ryan tiba. Setelah Amir datang dan semua anggota lengkap kami langsung naik bis ekonomi AC meluncur ke Garut.  Kami berangkat sekitar jam sembilan malam. Tiba di Terminal Guntur-Garut jam setengah tiga pagi. Udara dingin mulai terasa menusuk kulit. Di sini saya dan teman-teman sempat diminta oleh seorang pemuda untuk memberinya sekian uang. Sepertinya ia mabuk, terlihat dari pupil matanya dan mulutnya ya...