Langsung ke konten utama

Maaf (setahun yang lalu)

(Cerita setahun yang lalu)
hari ini aku bikin kekacauan lagi.
                kayaknya sial banget si orang yang deket sama aku, hahaha.. Langsung aja dah ke inti ceritanya:  
                Mutia, temen sekampusku, nanya tentang cara partisi disk. Sebenernya sih dia nanya ke dosen. Tapi karena sang dosen lagi sibuk sama kerjaannya dan sibuk ngejawab pertanyaan dari anak-anak lain ya akhirnya aku yang jawab pertanyaannya dia.(sottoyyy abis!)
                Aku waktu itu juga pernah partisi disk sendiri dan berhasil. Gak ada salahnya dong kalo aku bagi-bagi ilmu ke dia. Langsung aja aku browsing di internet dan ngasih link cara partisi ke dia. Yang jelas di link itu udah ada step-step buat ngepartisi. Trus akhirnya dia ngepartisi sendiri harddisknya dia (catat : ini kesalahan pertama). Aku juga masih pemula kayak dia, tapi bedanya aku lebih suka ngutak-ngatik computer milik pribadi dan gak bakal ngambil resiko yang bisa membahayakan computerku.Waktu itu sih, aku ngepartisi drive D yang isinya cuma data-data pribadi, jadi kalo seandainya partisi gagal dan datanya ilang gak terlalu ngaruh dah.
                Harusnya dia gak boleh ngepartisi sendirian, apalagi yang dia partisi itu drive C (di computer dia emang cuma ada drive C doang) buat tempat nyimpen data-data OS juga(catat : ini kesalahan kedua). Dan katanya dia gak baca sampe abis tuh step-step yang aku kasih.
               Awalnya sih partisi berhasil, tapi trus ada instruksi buat ngeformat. Aku gak tahu gimana kejadian langsungnya, apakah dia salah milih tombol atau gimana yang jelas abis itu langsung berlanjut ke proses format data (paraaaaahhh). Yang lebih bikin nyesek lagi yang keformat itu data di drive C…
               Aku rasa dia langsung strees and drop banget karena bootingnya cuma bisa hidup sebentar trus langsung mati lagi, intinya computer dia OSnya ikut kehapus juga. dia langsung teriak-teriak di kelas, anak-anak yang lain juga gak bisa melakukan apa-apa karena emang gak pernah ngutak-ngatik yang begituan. Dan aku cuma bisa ketawa doang, hhe abisnya mau gimana lagi.
                Aku emang ketawa-tawa, tapi gak ada maksud sama sekali buat ngetawain dia. sebenernya dalam hati juga ngerasa bersalah banget, tapi gak tahu kenapa yang keluar malah ekspresi seperti itu. Kalau aku jadi dia juga pasti stress parah gara-gara OS-nya ilang. Tetawa itu sekedar buat nyenengin hati dan menyembunyikan rasa gak enak aja.. Yah walaupun kesannya jadi keliatan kalo aku orang yang tegaan dan gak bertanggung jawab. Tapi disaat yang sama aku juga mikirin solusi buat balikin OSnya dia. Tau dah dia ngerti apa kaga, palingan juga dia masih kesel dan ngeblacklist kata-kata yang aku omongin.
                Buat mutia, jujur dari dalam hati nih, aku minta maaf yah, bener-bener minta maaf kalo akhirnya saran dariku malah menyesatkan mu. Kayaknya mulai sekarang akulebih baik gak ngasih saran apapun deh. Daripada nantinya gagal,, hhe. Maaf kalo bikin susah..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Dimulai dari Nol

Waktu saya kelas dua SMA, saya pernah tidak masuk sekolah karena sakit. Kemudian pekan depannya ada ujian fisika. Saya tidak tahu kalau saat itu akan ada ujian. Ditambah pula saya juga belum belajar tentang materi yang terlewat itu. Jreng jreng… alhasil nilainya NOL besar. Pertama kali dalam sejarah selama saya duduk di bangku SMA dapat nilai nol. Bahkan nilai telor ceplok itu ada di mata pelajaran yang saya suka. Bila mendapat nilai jelek di mata pelajaran lain yang tidak begitu saya suka bisa dimaklumi. Coba bayangkan bagaimana perasaan seorang anak yang biasa ikut OSN fisika (ikut doang, menang mah engga, haha); yang selama hidupnya baik-baik saja dengan fisika; bisa dibilang fisika itu mata pelajaran andalannya… tapi hasilnya begitu mencengangkan. Salah semua. Rasa percaya diri langsung remuk. Seperti habis terjun bebas dari langit. Rasanya malu sekali. Malu sama diri sendiri yang merasa sombong. Sempat terbersit perasaan tidak terima, lalu ingin menyalahkan faktor ekstern...