Langsung ke konten utama

Berkunjung

                15 April 2012 aku dan teman-teman dari HIKMAH (Hmpunan Keluarga Muslim dan Muslimah, forum angkatan 2010 dari UKM Fajrul Islam Gunadarma) berkunjung ke sebuah panti jompo. Panti tersebut bernama panti Werdha yang beralamat di Ciracas, Jakarta Timur. Kalau dari Bogor naik angkot 41 atau bis, lalu turun di Keong. Kalau dari kelapa dua naik angkot 112 dan turun ditempat yang sama. Dari Keong naik angkot nomor 14 yang warnanya merah dan turun di seberang panti Werdha, pokoknya patokannya pemadam kebakaran. Gak jauh deh dari sana. (kali aja ada yang berminat kesana :D)
                Hari ini aku berangkat sendiri (hehe..datang siang, jadi daripada tunggu-tungguan trus jadinya ngaret mending berangkat sendiri) dan ketemuan di pantinya langsung. Oiya, ada sebagian dari teman-teman GLORIS juga lho (angkatan 2011) jadi tambah rame dan seru !
                Ini pertama kalinya aku ketemuan sama komunitas kakek-kakek dan nenek-nenek. Nervous juga sih, sempet mati gaya malah -____-“ tapi untung kakek dan neneknya ramah-ramah. Acaranya ada pembukaan, tilawah dan saritilawah, sambutan, drama, nyanyi bareng dan game joget gelas.
                Ada hal yang menari dari sambutan ketua pelaksana baksos yang sekarang. Kalau diingat-ingat jadi lucu juga. Dia pasti mabok syuro (rapat) tuh, sampai-sampai salah sebut nama acara. Hoho Semangat yee ketua pelaksana !! kite pade dukung kok. Dramanya juga seru, tapi aku rasa agak sulit dicerna sih sama kakek dan neneknya.
                Nahhh, yang paling seru itu acara nyanyi bareng. Ternyata neneknya pada hobi nyanyi dan joget lhooo guys.  Tapi kakeknya masih kurang aktif nihh. Ada yang nyanyi lagu nostalgia, prahu layar, burung kakak tua, dan bahkan lagu mandarin. Oke, pas bagian ini aku bengong-bengong. Gak ngerti si nenek nyanyi lagu apa. Tapi gapapa, hoho biar nenek senang. Pas ikhwannya nyanyi, lagunya wali : CARI JODOH ?!!
                Apa salahku, apa salah ibuku, hidupku dirundung pilu…
                Ahahahhaahha… lucu ajah ! lagunya galau gitu. Tapi yang nyanyi + pengiring musiknya enjoy-enjoy aja. LOL :D

                Lomba joget gelas juga gak kalah seru. Karena mungkin faktor usia jadi rada susah jaga keseimbangan gelas plastiknya biar gak jatuh. Pas lomba ini yang menang pasangan Agya dan kakek. Kalo pasangan Jun dan nenek lebih kocak lagi, mereka malah dansa sepanjang lomba. Pasangan justin (anak gloris, nama aslinya sih Januar) asik joget sendiri-sendiri. Akhwatnya gimana? Yuuk marii goyang gempol akhwaters..
                Setelah itu acara formal selesai, break sholat dzuhur. Kita lanjutkan dengan acara keliling panti. Sampai lah aku dan Endah di salah satu kamar milik nenek. Kamar itu berpenghuni 6 orang dengan satu kamar mandi.
                Di kasur pertama, ada seorang nenek yang asalnya dari medan dan senangnya kalau makan pakai kecap. Di kasur kedua, ada seorang nenek yang kulitnya putih. Hummn pasti mudanya cantik J tapi sepertinya beliau sedang kurang sehat. Nenek yang tidur di kasur ketiga bernama nek Astuti. Nenek ini terlihat masih sehat dan aktif jalan-jalan disekitar panti.
                Di kasur keempat, nenek yang berasal dari semarang tapi lama tinggal di Jakarta. Beliau sedikit bercerita tentang hidupnya. Kira-kira beliau sudah 8 tahun menetap di panti itu. Beliau paling senang makan singkong goreng, tapi menderita penyakit di kakinya sehingga gak bisa jalan jauh. Kalau sedang ingin makan singkong goreng, biasanya nitip ke petugas panti tersebut, itu pun kalau sedang ada uang. Keinginan terbesarnya adalah dikunjugi oleh kakak kandungnya, yang katanya adalah seorang perwira. Nenek itu terlihat sedih sekali, dan berkata,”saya gak tahu neng, mungkin kakak saya itu malu karena saya seperti ini, tinggal di panti jompo, jadinya dia gak mau mengunjungi saya.”
                Dikasur ke empat, ada nek Remot. Namanya unik J. Beliau agak sulit untuk duduk. Dulunya beliau pernah ditabrak oleh sebuah mobil yang katanya dikendarai oleh anak polisi. Sampai sekarang bekas lukanya tidak hilang. Tulang belakang nenek tidak pada posisinya, sehingga beliau sering merasa sakit dibagian itu. Nek Remot ini sudah 11 tahun tinggal di panti. Sepertinya nenek yang satu ini tertarik dengan masak-memasak karena percakapan kita tak jauh-jauh dari beras, minyak sayur, minyak tanah, dan gas. Nek remot tidak punya anak, jadi yang masih sering mengunjunginya adalah keponakannya.
Ingin berkeliling lagi tapi sudah gak kuat karena haru dengan penghuni disini, bahkan karena tempat ini terbatas, ada pula yang tidur dilorong-lorong panti.
                Percakapan sepintas dengan kakek dan nenek disini memberi banyak hal baru bagiku. Mereka  berharap kami bisa main lagi kesana. Aku jadi berpikir tentang orang tuaku sendiri. Pasti banyak dosa nih sama mereka -_____-“ Naudzubillah jika ada anak yang tega menelantarkan orang tuanya. Secerewet dan sebawel apapun orang tua pasti dimaksudkan untuk yang terbaik bagi anaknya. Hummnnn FAMILY : Father Mother I Love You :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Say Goodbye and Say Hello

Refleksi 2018 ibarat menyambungkan titik-titik yang sudah dilalui. Saya ingat tahun lalu saya berharap semoga tahun 2018 bisa belajar memperjuangkan sesuatu yang sesuai kata hati. Semoga tahun 2018 lebih banyak hari libur sehingga bisa menjelajah tempat-tempat baru, bertemu dengan wajah-wajah baru, dan bisa mengambil banyak hikmah darinya. Surprisingly , harapan-harapan itu semuanya terwujud. All praises to Allah, Allahu Akbar! . Sepanjang 2018, rutinitas harian masih tentang mengajar, hingga pertengahan tahun mengurus butik els, dan sesekali open order buat lukisan cat air. Nah, Saya ingin kilas balik sedikit tentang perjalanan di 2018. > Januari: Perjalanan tahun ini diawali dengan mengikuti sebuah proyek menulis bersama Sabtulis. Di sini, saya mencoba untuk produktif menulis seminggu sekali. Tantangan terbesarnya adalah melawan kemalasan diri sendiri. Banyak excuse sana-sini akhirnya bolong beberapa minggu. Tapi masih bisa disyukuri, meskipun tidak full 52 tulisan, ...