Langsung ke konten utama

AIR MATA


Oleh Rustam Efendi

Banyak kenalan kaum kerabat,
Kawan bergurau bersuka-suka,
Tetapi di masa berhati sebat,
Kemanakah tempat mengatakan luka?

Ibu dan ayah sanak selingkar,
Temat mengadu mencurah susah,
Tetapi mereka semata mendengar,
Mengerti pun tidak perkataan gundah

Tidak seorang membujuk,
Jikalau kita diremas duka.
Karena tak seorang pun dapat mengajuk,
Dalam lautan rasaian kita.
Hanyalah air mata di waktu bersunyi,
Yang dapat mencucurkan obat nurani.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

(Un)Spoken Truth. #1

Aku senang sekaligus sedih. Ah perasaan macam apa itu... Sekarang aku tahu mengapa menjadi dewasa itu rumit. Karena kamu harus bisa membedakan antara yang sama, mirip, dan benar-benar berbeda. *(Un)Spoken Truth adalah catatan random yang berisi tentang apa-apa yang (sebelumnya tak bisa) terkatakan yang mungkin juga seharusnya (tidak) kamu baca.