Langsung ke konten utama

Karena Cinta



                Islam dipersembahkan dengan cinta, agar bisa dicerna bahasanya, dipahami maksudnya, dan diamalkan isinya. Karena cinta adalah gerak. Ia akan mampu menhasilkan berjoule-joule energi untuk meraih sebuah keinginan, harapan, dan cita-cita. Cinta juga akan meyakinkan diri kita bahwa tak ada satu pun yang lebih wajib dicintai kecuali Pencipta kita dan pemilik seluruh jagat raya, Allah SWT.
                Cinta menumbuhkan bunga-bungan indah di taman hati, yang akan terus menumbuhkan bunga-bungan indah karena disirami dengan kasih suci. Bunga-bunga di taman hati adalah perlambang, bahwa kita masih memiliki kepedulian dan cinta dihati kita. Kepedulian yang bukan hanya untuk diri kita. Kepedulian dan cinta adalah memberikan manfaat bagi orang yang berada di sekeliling kita. Kepedulian dan cinta adalah menjadikan setiap jiwa yang belum menerima cahaya keimanan terinspirasi mengikuti cahaya kebenaran.
                Sedikit cerita : “ waktu teman-teman saya ngajak saya untuk ngaji, sebenarnya saya malas. Tapi saya salut dengan beberapa rekan yang tak putus semangat untuk mengajak saya belajar Islam. Saya sempat merenung, mengapa ada orang yang begitu peduli dan mengajak orang lain berbuat baik, sementara yang diajakin malah cuek. Saya sadar, memang tak mudah untuk berubah. Tetapi bukan tak bisa mencobanya.”
                Karena cinta kita mengaji,
                Karena cinta kita mengkaji,
                Karena cinta kita mengamali,
                Karena cinta kita berbagi.

“dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebaikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri?)”” (Fushshilat : 33)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Jihad dan Tauhid sebagai Etos kerja (bag.1)

                Jihad atau mujahadah yang berasal dari kata jahada-yujahidu, yang mempunyai makna bersungguh-sungguh dalam mengerahkan seluruh potensi untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an :                 “Dan barang siapa berjuang sekuat tenaga (jahada) sesungguhnya ia telah berusaha (yujahidu) untuk dirinya sendiri.” (Q.S. Al Ankabuut : 6)                 “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, maka Allah akan memberikan jalan baginya.” (Q.S Al Hajj : 77)                 Hanya orang-orang yang berpikiran sempit yang mengartikan dan menafsirkan jihad hanya dengan pengertian perang. Makna  jihad bila dikaitkan dengan bekerja atau berikhtiar adalah satu kekuatan yang harus terus digali dan diuji potensinya agar mampu mengeluarkan energi yang signifikan. Apalah artinya cita-cita tanpa adanya keinginan dan daya juang, ia hanya menjadi sebuah mimpi dan obsesi kosong yang membuahkan khayalan melankolik. Tentu kita boleh bermimp