Langsung ke konten utama

Penggalan Pemahaman

“Demi Allah, wahai sahabatku, sudahkah pemahaman umat Islam dewasa ini seputar Al Qur’an mencapai tingkat pemahaman yang diharapkan?
Sehingga dengan demikian jiwa-jiwa mereka telah menanjak tinggi dan mulia, dengan melepaskan diri dari belenggu perbudakan materi?
Ataukah jiwa mereka telah merdeka dari penjajahan hawa nafsu dan syahwat?
Atau bahkan jiwa mereka telah terkikis dari keinginan-keinginan dunia yang sesaat?

Sudahkah mereka mengikhlaskan dirinya pada Allah Sang Pencipta langit dan bumi?
Sudahkah mereka berjuang meninggikan kalimat Allah di permukaan bumi?
Telahkah mereka berjihad di jalan Allah, menebarkan dakwah Islam, dan sudahkah mereka berupaya melindungi dan memperjuangkan syariat Islam ini?....”

Kutipan pertanyaan-pertanyaan Imam al-Banna dalam buku Ila Ayyi Syai’i Nad’u an-Nas melalui buku Fathi Yakan Madza Ya’ni Intimaa’i lil Islam  inilah yang terngiang di telinga, berputar-putar di kepala dan menghujam ke hati. Sudahkan pemahaman itu menjadi pemahaman yang kaffah, pemahaman yang purna? Apalagi ketika dihadapkan pada amanah untuk menyampaikan pada sesama, kurangnya pemahaman justru bisa jadi boomerang, atau dampak mudharat  akan lebih banyak karena pemahaman yang sepenggal-penggal.


#Astagfirullah
Mohon ampun atas segala kebodohan hamba ya Allah.
“..Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaha:114)
Ya Allah, jadikanlah aku pemerhati-pemerhati ilmu, bukan sekedar penyampai-penyampai ilmu.
#Kontempelasi tentang syiar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y

Brosur Profil Perusahaan

Tugas mata kuliah Sistem Multimedia bersama Ahmad Fauji dan Leo Susanto