Langsung ke konten utama

Saya Harus Paham

“Sesungguhnya afiliasi saya dalam organisasi ini mengharuskan saya mengetahui mengapa saya berafiliasi dengannya, dan bukan dengan yang lain? Apakah yang membuat saya berada di dalamnya? Mengapa saya tidak di tempat lain? Apakah ini kebetulan (walaupun sebenarnya ketetapan Allah bukanlah suatu kebetulan) ataukah ini hasil pengamatan, penelitian dan seleksi?

Saya harus memahami jalan perjuangan ini agar afiliasi saya dalam organisasi ini adalah afiliasi yang dilandasi oleh kesadaran dan pemikiran yang matang, dan bukan afiliasi yang serampangan dan sembarangan.

Saya harus sadar bahwa afiliasi terhadap organisasi ini adalah salah satu bukti terhadap agama ini, yang kemudian termanifestasi dalam pelaksanaan perintah Allah dan keinginan untuk meraih keridhaan-Nya. Saya tidak ingin afiliasi saya hanya bersifat spontan dan emosional belaka, sehingga apabila badai kepayahan dan kesulitan itu datang dengan mudahnya saya banting setir dari jalan ini, atau berguguran. Saya juga tidak ingin afiliasi ini adalah afiliasi pragmatis yang dilandaskan karena adanya titik temu antara kepentingan individu dengan organisasi sehingga ketergabungan saya tidak lebih dari sekedar mediasi guna mencapai kemaslahatan pribadi yang berupa orientasi profit, jabatan, atau status sosial tertentu.

Saya harus sadar bahwa peryataan ketergabungan dan afiliasi saya terhadap organisasi ini bermakna mobilisasi seluruh kapasitas dan kemampuan saya sebagai individu demi kemaslahatan Islam, menundukkan ego pribadi untuk kepentingan Islam, bukan malah sebaliknya.

Dan hak Allah untuk memilih, menyeleksi, dan mengklarifikasi siapa di antara hamba Allah yang pantas untuk mewarisi dan mengmban amanah berat kepemimpinan dunia, yang bahkan bumi, langit, dan gunung-gunung pun merasa tidak sanggup untuk mengembannya.”

“jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim. Dan agar Allah membersihkan orang-orang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran: 140-141)

#luruskan niat. Segera perbaharui, ia apabila melenceng

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBNU KHALDUN

Biografi Ibn Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdu al-Rahman ibn Muhamad ibn Muhamad ibn Muhamad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhamad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn Utsman ibn Hani ibn Khattab ibn Kuraib ibn Ma`dikarib ibn al-Harits ibn Wail ibn Hujar atau lebih dikenal dengan sebutan Abdur Rahman Abu Zayd Muhamad ibnu Khaldun. Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.  

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Itinerary Gunung Papandayan 2018

Pendakian saya ke Gunung Papandayan kali ini ditemani oleh 4 orang. Pertama Amir, dia adalah teman sekelas saya ketika S1 di jurusan komunikasi. Kedua ada Ajeng, teman satu kampus, satu organisasi, juga teman mengaji bareng. Ketiga Esa, Esa adalah teman sekelasnya ajeng di jurusan teknik informatika. Dan terakhir ada Ryan. Ryan adalah temannya Amir. Kami berlima janjian untuk bertemu di titik kumpul Terminal Kampung Rambutan. Saya datang pertama, kemudian Ajeng dan Esa. Sambil menunggu Amir dan Ryan, kami bertiga makan malam dahulu dengan nasi padang. Tak lama kemudian Ryan tiba. Setelah Amir datang dan semua anggota lengkap kami langsung naik bis ekonomi AC meluncur ke Garut.  Kami berangkat sekitar jam sembilan malam. Tiba di Terminal Guntur-Garut jam setengah tiga pagi. Udara dingin mulai terasa menusuk kulit. Di sini saya dan teman-teman sempat diminta oleh seorang pemuda untuk memberinya sekian uang. Sepertinya ia mabuk, terlihat dari pupil matanya dan mulutnya ya...