Langsung ke konten utama

Pernah Jatuh Cinta?

“ning, pernah jatuh cinta gak? Maksudnya yang beneran orang. Lawan jenis gitu?”
Ya ampun, bukan hanya satu orang yang menyatakan pertanyaan aneh macam ini. Disodorkan pertanyaan seperti itu rasa-rasanya aku seperti bukan perempuan normal.
“......” agak lama memang aku berpikir. “ummmnn... belum sepertinya.” Mencoba mengingat, barangkali aku pernah jatuh cinta, sama lawan jenis maksudnya. Otakku berpikir agak keras, yang benar-benar cinta? Ahh.. sepertinya tak ada. Artis-artis di TV sih memang keren-keren, terutama yang digandrungi kebayakan perempuan sekarang, artis korea. Tapi biasa saja, cuma cuaaakkkep fisiknya doang.
“ning, si artis X itu.. yaampun, meleleh kalau liat dia.” Aku hanya geleng-geleng kepala, segitunyakah? “aaaa... ning mah, gak ngerti. Huhuhu, pengen ketemu sama si X itu ! yaampun, walaupun cuma bisa ngeliatnya dari jauh juga itu rasanya seneng bangeeettt.”
Masa? Yayaya, sepertinya aku memang gak mengerti. Hahaha memang payah kalau untuk urusan yang satu ini.
Ehh, sepertinya ada.
Sebentar, coba diingat lagi.
Ohh, waktu itu ada! Seorang laki-laki, lebih tua umurnya dariku. Dia jago komputer, suka hiking, suka jalan-jalan  (dia bilang itu trip), memenangkan lomba-lomba yang diikuti, beruntung yah jadi dia. Keliatannya sih perfect. Dia tipe orang yang antusias dengan pekerjaannya. Dan rasanya I wanna be like him. Tapi ini sih namanya kagum, doang. Titik. Setelah diperiksa lagi, ini sih sekedar empati karena dia bisa melakukan apa-apa yang aku ingin lakukan, sedangkan aku punya keterbatasan untuk melakukan itu semua. Ternyata bukan jatuh cinta.
Hahaha, masih saja seperti bocah 15 tahun, ning.
Daripada mikirin cinta sama lawan jenis yang gak jelas bentuknya seperti apa dan keberadaannya dimana, bukankah lebih baik berbagi cinta pada orang-orang yang sudah ada. Pada ibu, ayah, kakak, adik, keluarga, atau sahabat-sahabat terdekat. Belum tentu juga kan kita berjodoh dengan mereka selamanya atau selama yang kita mau? 

Komentar

  1. hahahha.... pernah jatuh cinta ning?
    kayaknya selain kagum dan empati, ada lagi macam "balas budi" karena org nya baik jadi ingin berbuat baik juga, tapi sebel, org2 malah ngira2nya enggak2..
    T.T

    BalasHapus
  2. ahahaha.. iya, kebanyakan orang malah salang sangka >.<

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Ruhiyah dan Dakwah

Assalamua’alaykum, silahkan dibaca, Semoga bermanfaat.. :D Materi 1 : ma’rifatu dakwah Secara bahasa, ma’rifat artinya mengenal dan dakwah artinya menyampaikan. Pengertian dakwah menurut fiqih dakwah yaitu : a)       Dakwatunnas illallah, yaitu mengajak manusia kepada Allah. Melakukan sesuatu dengan tujuan ridho Allah, bukan karena figuritas seseorang. b)       Bil hikmah wal ma’uizzatil hasanah, yaitu dilakukan dengan hikmah dan dengan pelajaran yang baik. c)       Hatta ya’furu bitthagut wa yu’minubillah, yaitu sampai yang diajak mengingkari yang thagut (sesembahan selain Allah). d)       (afwan, yang ini lupa bahasa arabnya apa...hehe), pokoknya agar manusia keluar dari kegelapan (jahilliyah) dan menuju kepada cahaya (islam).

Menggali Ke Puncak Hati

Menggali ke Puncak Hati . Alhamdulillah di bulan Ramadhan lalu jadi punya waktu lebih banyak untuk baca buku, salah satunya karya ust. @salimafillah. Buku setebal 312 halaman ini terbitan dari @proumedia Yogyakarta Sebuah judul yang cukup unik disajikan dari buku ini. Menggali itu kan identik dengan tujuan ke dasar, tapi menggali di buku ini disandingkan dengan puncak. Why? Penulis menuturkan bahwa menggali artinya menemukan dan mengasah segala potensi yang Allah berikan di dalam diri kita. Ke puncak, sebab segala niat, kata, maupun amal gerak yang disusun dalam buku ini semata hanya ditujukan pada Allah. Dan hati, karena dari sanalah semua bermula sebagai niat yang harus dijaga & diperbaiki, serta bermuara sebagai ridha atas segala yang datang dari-Nya. Menggali ke puncak hati merupakan perjalanan menuju keikhlasan terpuncak saat kita berikrar, "sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, & matiku semuanya adalah untuk Allah Rabb semesta Alam." S...