“Pokoknya proposal PI yang sudah di acc oleh
dosen pembimbing kalian sudah harus masuk ke saya dua minggu dari sekarang.
Yang sudah selesai boleh tanda tangan bukti ujian. Disini berapa orang yang
sudah di acc proposalnya?.....” tanya dosen mata kuliah riset komunikasi.
Kelas hening, hanya saling tengok kanan kiri.
Nampaknya mayoritas mahasiswa kelas kami memang belum menunjukkan progress yang
cepat untuk di acc oleh dosen pembimbing masing-masing, ya kecuali mahasiswa
yang bimbingannya dengan beliau. Tiap dosen memang memiliki idealisme yang
berbeda. Penulisan ilmiah (PI) sebenarnya hanya dua sks, tapi ini tugas yang
meribetkan, rasanya hampir setara dengan menyusun skripsi.
Aku tanya ke samping kanan, “sudah bimbingan
berapa kali?” “sekali” jawabnya. Kutanya ke sebelah kiri dengan pertanyaan yang
sama, jawabannya pun sama, sekali dan tentu saja belum di acc. Toooossslah.
Nasibku juga begitu.
Jadi teringan hari pertama bimbingan PI. Kukira
dosen pembimbingku adalah seorang bapak-bapak berusia 50-an, yang bila
berhadapan dengan beliau harus dengan bahasa formal, wajib. Dan ternyata voila!
Kadang-kadang beliau membalas smsku dengan emote senyum. Agak aneh sebenarnya.
Dan nyatanya, beliau jauh dari apa yang kubayangkan sebelumnya. Belum terlalu
muda, gahoool, dan pertama kali bertemu beliau mengenakan batik dan celana
jeans. Oke, sekali lagi celana jeans, bukan celana bahan.
Bimbingannya di kampus F daerah Kelapa Dua,
kampus Taman Fuspa (sebenarnya perumahan Taman Puspa, ini agak maksa deh ya
menamakannya -__-) yang jauh dari jalan raya, kalau ke sana harus ngojek dulu.
agak keberatan sih karena akses transportasinya ribet, dan memakan waktu. Dua
minggu yang lalu, waktu tiba di sana, aku dibawa ke sebuah ruangan dingin
(Acnya terlalu dingin) yang masih kosong dan di bagian depan sudah tersedia
kue-kue. Sepertinya dosen pembimbingku ini tidak tahu aku orangnya yang mana,
dan dikiranya aku salah satu peserta kegiatan (entahlah awalnya kau tak tahu
ini kegiatan apa). Ini mau bimbingan atau ngapain ya? Akhirnya terpaksa
mengikuti kegiatan diruangan ini :
peresmian kampus F. Gubbbrrraaak. Baru kutahu dosen pembimbingku itu adalah
koordinator pelaksana acaranya. Jadi ya sedang ribet gitu, ribet ngurusin acara
dan menurutku ga fokus dengan bimbingan PI. Gimana ya? Kan aku jadi merasa
serba salah, datang disaat yang tidak tepat. Sampai akhirnya aku bilang “Pak,
bagaimana kalau ini proposal saya bapak baca dulu, nanti kalau ada apa-apa
mungkin bisa via sms pak komunikasinya.” Nah lho, setelah kupikir-pikir lagi :
dirimu parah sekali Ning, bisa-bisanya ngatur orang. Harusnya kan yang bilang
begitu beliau -___- hwweee
Seminggu yang lalu, hari jum’at ada kuliah di
Pasar Minggu. Pastinya bimbingan di kampus F, jauuuuh. Kalau bimbingan, berarti
aku bolos kuliah, tapi aku sudah pernah tak masuk mata kuliah yang ini, masa
mau bolos lagi? Karena emang bawaannya lagi malas, akhirnya kuputuskan untuk
bolos bimbingan PI saja. Tapi lupa konfirmasi sama bapaknya. Parahnya dirimu
ning, melarikan diri dari bimbingan (-____-)a
Minggu ini mencoba mengatur jadwal, ku smslah
bapak dosen pembimbingku.
“Assalamu’alaykum. Selamat sore pak, kira-kira
minggu ini saya bisa bimbingan PI hari apa ya?”
“kemarin saya tunggu kok nggak ada? Jumat pagi
aja di tempat kemarin gpp :-)” dalam hati : nah lho Ning, ditungguin bapaknya
ternyata.
“jumat kemarin saya ada kuliah pak :D masa saya
bolos lagi pak, hehe” dalam hati : aduh songong banget Ning, kenapa balasnya
malah begini -___-
“trus bisanya hari apa? Saya bisanya jumat pagi
sampai habis jumatan. Kalau mau jam 1 an”
“maaf pak, kalau jam 1an di kampus D gimana
pak? Soalnya akses transportasi paling cepat ke kampus D pak.” dalam hati :
issshh pake nawar lagi dirimu Ning! Parah. Kalau sama dosen lain, habislah
dirimu.
“saya mau kuliah mbak, kalau mbak mau ke kampus
F aja. Atau mbak mau ketemu saya di hotel sahid sudirman jam 3” dalam hati :
sudirman? Tambah jauuuuh waaa -___- ini jangan-jangan bapaknya mulai kesel
lagi, kamu sih Ning, pakai nawar segala kayak orang jualan. Ohh ternyata ini
bapaknya juga masih kuliah tho.
“sip pak kalau begitu :) saya usahakan ke
kampus F. Terima kasih pak.” Dalam hati : (TT.TT)”
Komentar
Posting Komentar