Akhir-akhir
ini saya sering bertanya-tanya tentang banyak hal. Tidak semua orang bisa
memberikan jawaban yang memuaskan tanda tanya dalam benak saya itu (tapi masih
lebih baik daripada tidak dijawab sama sekali). Ada kekosongan setiap kali saya
merasa tidak pernah bisa menemukan jawabannya. Kadang saya jadi berpikir lagi,
apa pertanyaan saya terlalu berbahaya atau di luar nalar? Atau mereka mulai
bosan dengan banyaknya tanya yang saya punya. Entahlah...
Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku. Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...
Komentar
Posting Komentar