“Ada
orang-orang yang kita benci, sementara mereka berjuang keras untuk kebaikan
kita. Kita menilai lalu menghakimi, sementara mereka mencintai lalu bekerja
keras. Kita cemooh mereka, membuat sedikit pedih hati mereka, tetapi toh mereka
tetap berjuang demi kebaikan kita. Saya sedang bicara tentang sebagian pemimpin
kita yang baik, yang sering tak kita ketahui kerja-kerja mereka, namun stigma
“Tak ada pemimpin yang baik di negeri ini" telah begitu kuat menancap.
Saya tidak tahu siapa saja mereka, tetapi saya bertanya-tanya, bagaimana jika
ada satu-dua yang demikian? Bagaimana jika yang selalu saya cemooh begitu
mencintai saya namun tak sempat terungkap, upaya kerasnya tak mampu saya lihat,
dan buah kerjanya tak pernah saya syukuri? Bagaimana jika kita tukar cemoohan
kita dengan doa-doa kebaikan untuk mereka dan untuk negeri ini? Mengeluarkan
energi yang kira-kira sama namun lebih produktif. Kalaupun yang kita doakan
bukan pemimpin yang baik, jika doa kita adalah doa kebaikan, Allah bisa baikkan
pemimpin tak baik itu, atau bisa pula Allah baikkan negeri ini dengan hindarkan
kita dari pemimpin macam itu, atau cara lain yang Allah sukai. Jangan lupa pula
ikhtiar terbaik sesuai kapasitas kita untuk kebaikan negeri ini, mungkin saja
kita adalah jawaban yang Allah persiapkan untuk doa-doa itu. Siapa tahu?”
***
Membaca
postingan kakak yang satu ini, jadi merasa bahwa diri ini teramat bodoh. Hanya
bisa menghakimi lantas mencemooh. Padahal diri ini tidak tahu secara jelas bahwa
mungkin saja ada orang yang diam-diam bekerja untuk kebaikan kami. Tidak hanya
dalam tatanan pemimpin negara, pemimpin apapun itu, bahkan ditingkat terkecil.
Astagfirullah.. maafkan kami atas ketidaktahuan ini.
#you
fool! Just do your part as well.
Komentar
Posting Komentar