Jika
berpikir sejenak tentang perempuan, memori ini selalu muncul ke permukaan.
“teman-teman
tahu? Perempuan itu racun dunia!...” kata-kata seorang adik kelas tingkat 2 SMA
yang begitu menggelegar dan bergelora dalam mushola. Adik kelas yang secara
tingkatan berada di bawahku, kendati secara fakta umurnya dia yang lebih tua.
Mungkin dia sedang diskusi atau memberi arahan pada adik-adik tingkat 1 yang
juga laki-laki. Kata-kata itu begitu nyaring dan menggebu-gebu, hingga mampu menembus
dinding-dinding mushola. Pun tidak sengaja nyangkut di telingaku dan Yat yang
kebetulan lewat di depan mushola. Yat dan aku saling pandang, hening beberapa
saat dan meneruskan perjalanan menuju kelas 3 IPA.
Sepulangnya
dari kelas IPA, kata-kata itu masih terngiang. Sedikit nyelekit di hati.
“yat,
emang kita itu racun dunia ya?” tanyaku penasaran. Sebegitu rendahnyakah
martabat perempuan di dunia?
“gak
tahu Jo.. mungkin dia KETU, kecil-kecil tua. Pemikirannya itu...”
“hahahaha....”
kami berdua menertawakan kejadian tadi. Sebenarnya naas dibilang begitu, yaah
tertawa sekedar menghibur hati. Ha ha ha...
Pembahasan
tentang perempuan, melulu dikaitkan dengan neraka. Hidup di dunia hanya sebagai
racun. Bahwa Jahanam, sebagian besarnya layak dihuni oleh perempuan. Bagiku
–yang seorang perempuan- pembahasan seperti itu menyudutkan, seolah-olah
perempuan diciptakan hanya sebagai penghuni neraka. Sedih.
Tentu
kita tahu siapa bunda pertama manusia? Hawa...
Tapi
Mengapa kata hawa kerap disandingkan di depan kata nafsu?
Apa
yang salah dengan penciptaan kami –perempuan? Apa yang salah dengan kami,
sehingga pada zaman jahiliyah dahulu setiap bayi perempuan yang dilahirkan ke
dunia dianggap sebagai aib keluarga? Apa yang salah dengan penciptaan kami,
sehingga dahulu kami dikubur hidup-hidup? Apa yang salah? Kami tidak tahu dan
tidak meminta untuk dilahirkan sebagai perempuan. Itu semata-mata hak Allah
yang Maha Menciptakan dan Maha Berkehendak.
Sebaliknya,
jarang orang membahas tentang kedudukan perempuan yang mulia.
Adalah
jarang orang mendiskusikan hadist nabi Muhammad tentang betapa penghormatan
terhadap ibu, yang seorang perempuan, tiga kali lebih dahsyat daripada ayahnya,
sang lelaki.
Adalah
jarang mereka berbicara tentang mengasuh anak gadis. Orang tua yang dapat
menjaga anak gadisnya, mendidik dan merawatnya hingga menjadi manusia mulia,
tak lain balasannya kecuali surga. Tiga anak perempuan, dua anak perempuan,
bahkan satu anak perempuan sekali pun.
Adalah
sedikit orang yang berbangga, ketika perempuan mengabdikan dirinya sebagai Ibu
Rumah Tangga untuk mencetak generasi-generasi emas dari rahimnya. Walaupun
sebenarnya potensi perempuan bisa lebih berkembang daripada itu.
Sebab
perempuan seperti porselin indah yang mudah tergores, retak sekali banting.
Sebab
perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok, meluruskannya dalam
sekali hentakkan hanya akan mematahkannya.
“Sungguh
laki-laki dan perempuan muslim,
Laki-laki
dan perempuan mukmin,
Laki-laki
dan perempuan yang tetap dalam ketaatan,
Laki-laki
dan perempuan yang benar,
Laki-laki
dan perempuan yang sabar,
Laki-laki
dan perempuan yang khusyuk,
Laki-laki
dan perempuan yang bersedekah,
Laki-laki
dan perempuan yang berpuasa,
Laki-laki
dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
Laki-laki
dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS.
Al Ahzab: 35)
Sejuk
membaca firman Allah ini. Tak ada kecacatan di dalamnya. Adil antara laki-laki
dan perempuan. Semoga tak ada lagi disorientasi posisi dua mahluk yang
sejatinya Allah ciptakan sebagai penolong antara satu dan lainnya.
=============================
Yang
lucunya adalah adik kelas laki-laki yang semangat ‘45 berkata bahwa perempuan
adalah racun dunia, nyatanya dia yang menikah duluan daripada kami, kakak
kelasnya. Dan siapakah istrinya? Ya perempuanlaaaahh...
Hahaha
fakta yang unik. Ini bisa dibilang kemakan omongan sendiri apa bukan ya?
Wallahu’alam
:D
Komentar
Posting Komentar