Langsung ke konten utama

Egois

 Egois itu apa sih? Sering kali kita mendengar istilah egois, apalagi kalo argumen kita berbeda dengan orang lain dan saat mencapai klimaksnya tak jarang terucap “egois banget sih ! gak mau ngerti.. dan bla bla bla …”.  “eh, kamu tuh yang egois, yang gak mau ngerti aku. Semuanya tentang kamu. Ini itu semuanya demi kamu”. Dan kalau emosi sudah memanas gitu bak air yang mendidih, hasilnya cuma akan terjadi perpecahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, egois itu artinya mementingkan diri sendiri. Hal yang wajar apabila kita ingin mewujudkan apa yang kita inginkan, tapi jadi gak wajar kalo keinginan itu sampai menzhalimi hak-hak orang lain. Dulu seorang teman yang hobinya hiking pernah bertanya, “ menurut lw, gw itu egois gak sih?” kemudian dia melanjutkan, “mungkin saat ini gw bukan orang yang egois, tapi gw takut berubah jadi orang yang egois, misalnya saat naik gunung kita ditimpa kondisi yang bener-bener kritis. Gw takut gw gak mau berbagi apapun sama temen-temen gw, gw takut gw cuma mementingkan diri sendiri, tutup mata dan tetep pergi ke puncak meninggalkan temen-temen gw yang mungkin lagi sekarat”. Nah kalo misalkan kamu dihadapkan pada ambisi mencapai puncak sedangkan temanmu sekarat hampir mati, mana yang kamu pilih ??? (yak..jawabnya dalam hati aja hehe). Umn, tapi mungkin kebanyakan kalian bakal bilang nolong temenlah, itu prioritas. Masa?, mudah-mudahan sih itu bukan cuma manis-manisnya dimulut doang (wahh.. dalem banget tuh kata-katanya,nusuk ke jantung). Bukan maksudnya gitu, tapi belum lupa kan sama istilah “ngomong sih gampang, tapi realisasinya gak semudah membalikkan telapak tangan”.
Egois itu gak cuma dari ucapan, terkadang perbuatan pun bisa menjadi sangat egois. Menyalahkan sesuatu agar diri sendiri bisa bebas alias cari aman. Manusia memang bukan mahluk sempurna, kadang khilaf, gak sadar kalau dirinya sedang dilanda egois.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

takut ._____.

Akhir-akhir ini merasa aneh... Diperlakukan seperti perempuan (normal) Jadi agak kikuk, juga takut. Perempuan yang biasanya diminta untuk melindungi, Menjaga yang lainnya. Sekarang justru kebalikannya, dilindungi, dijaga. Apa-apa biasanya sendiri. Sekarang-sekarang dibantu, ditemani. Mereka baik...sungguh Takut...berada dalam zona nyaman Takut...merasa aman Takut...melemah Takut...terbiasa

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y...

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...