Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2012

Materi Presentasi Kursus

*Materi Presentasi Kursus bersama Diah Nu Indah Sari, Eka Rusmanda, Leo Susanto, dan M. Derry Mayendra, 

Semestinya Patuh

Apabila langit terbelah, Dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh, Dan apabila bumi diratakan, Dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, Dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh. (QS. Al-Insyiqaq 1-5)

Bukan Maksud Hati

Siang itu di stasiun, selepas kuliah seorang teman bicara padaku. “Ning, coba perhatiin kuliahnya deh. Kayaknya akhir-akhir ini agak keteteran. Yahh, gue tahu lah lu sibuk di organisasi. Tapiii.. kasian lunya juga. Kasian teman-teman yang sekelompok sama lu. Lunya kecapean, jadi gampang sakit. Nah, lu jadi gak masuk beberapa kali kan? Gue tahu dakwah itu penting. Ahh.. tapi entar-entarannya mah paling orang-orang kayak lu jawabnya Insya Allah. Insya Allahnya t**i. Hehehe.. maaf ya. Yah, gue tahu sih kalau udah nyaman mah susah.” Jleeeb ! rasanya kayak di gaplok . Ya Allah, jadi tanpa sadar ada yang terzalimi olehku. Senyum, Cuma bisa senyum-senyum mendengar unek-uneknya. “Ooooh.. jadi yang kemarin-kemarin itu kamu marah ya? Emang siapa lagi yang merasa kaya gitu?” “ya, lu tanyalah sama teman sekelompok lu. Teman sekelompok lu emang siapa lagi? Dia-dia doang.” “ Ohh.. maaf yaaa, sekarang juga ada amanah yang lebih berat. Gak bisa ditinggalin juga.” Campur aduk rasanya, bingun

Malaikat Itu Bernama Ibu

“Ma, Ning minta uang ya buat fotokopi buku. Ya ya ya... nanti Ning ganti deh. Uang Ning lagi abis soalnya.” Pagi-pagi sudah memelas. Tadinya bilang sama bapak, tapi dilempar ke mama. Ya, lagi-lagi mama. Hampir setiap kesulitan pasti datangnya ke mama. Bilangnya juga dadakan, kalau tidak benar-benar darurat, aku jarang bilang kesulitanku. “Berapa?” sambil merapikan bumbu dapur untuk memasak sarapan pagi ini. “Empat puluh ribu. Insya Allah nanti Ning ganti, lagi penting soalnya.”   “haha.. kamu ini, buat ongkos aja nanti gak ada.” Ledek mama sambil mengeluarkan uang. Hampir-hampir memupuskan harapanku satu-satunya. “ini buat beli susu si mbah, ini buat ongkos kamu, ini buat beli sayur...” sambil membagi-bagi, suaranya menggantung, menghitung sisa uang yang ia punya hari ini. “Nih, adanya tiga puluh lima ribu. Gimana?” “iya Ma, gak apa-apa.” Mudah-mudahan bisa tertutupi dari sisa uang jajanku yang kemarin, batinku. “Ma, Ning berangkat dulu. Assalamu’alaykum.” Pamit

Sepotong Memori

Kekuatan memori di otak itu memang luar biasa, tapi jika kesambet penyakit yang satu ini nih (entah ini bisa disebut penyakit atau bukan) rasanya sayang banget memori-memori yang berkesan bisa terhapus dan hilang, yahh penyakit lupa. Buat orang-orang yang punya daya ingat luar biasa, bersyukurlah, kalian dianugerahi karunia yang dahsyat. Hemmn, agak iri sih, tapi gak banyak kok :P, tapi tetap saja biar bagaimanapun aku orangnya pelupa. Lupa itu seperti penghapus kecil di otakmu, sedikit demi sedikit bisa melunturkan kenangan yang tergores di memorimu. Jadi biar memorinya gak hilang semua, orang-orang sepertiku butuh untuk menyimpan memori di tempat lain. Mungkin seperti tulisan-tulisan ini. Hehe, walau terkadang isinya ngawur atau sepele, setidaknya berguna untuk memindahkan sepotong kenangan.    Masih tentang FARIS. Oiya, buat pembaca yang belum tahu FARIS itu apa? Bisa baca di postinganku sebelumnya yang judulnya “ Aku dan LDK : ini ulahku, kalau kamu? ”. FARIS itu seperti r

Jangan Terlambat Lagi

“iqobnya kalau terlambat, traktir mie ayam fajar.” Kalau tidak salah begitulah sms-ku pada si asistan kapten, Lukmanul Hakim. Cuma bercanda. Biar masing-masing menghargai arti pentingnya tepat waktu. Hihi, apalagi dia sendiri yang menentukan waktu janjiannya J . Iqob itu artinya sangsi. Sangsi karena dia ngaret datangnya dari waktu yang dijanjikan. Hari itu kami dari sie. dokumentasi dan registrasi sepakat untuk mengadakan syuro jam 09.00 wib. Nyatanya sampai jam 10.00 wib belum ada satupun anggota yang hadir, kecuali aku. Menunggu sendirian di teras masjid. Bosan, kemudian naik ke lantai dua ruang baca. Tiga buku habis sudah kulahap untuk mengisi waktu. Endah juga bilang kalau dia datang terlambat. Hadeeehhh... sepertinya kebiasaan ini sudah mendarah daging yah. (tunjuk diri sendiri, aku juga suka begitu sih, tapi demi perbaikan harus dibiasakan). Emn, si Lukman ini kurang percaya diri waktu diamanahkan jadi kepala koordinator. Khawatir teman-teman yang menjadi partnernya hil

Maaf, Terima Kasih, dan Tetap Semangat !

Selasa sore ini aku,Sugi, dan teman-teman lainnya janjian mau menjenguk habibi, adiknya ditya yang terserang tipes. Seperti biasa aku berdiri di dekat jendela sekret Masjid, menjaga agar sinyal handphone tetap ada. Mendadak Sugi terburu-buru memasuki sekret. Kuperhatikan ada yang sedikit berbeda dengannya. Tak lama kemudian teman-teman yang ada di sekret bilang “Sugi iteman ya!” Ah iya itu dia bedanya. Mendengar kata-kata itu dia bilang, “iya ini abis ngedanus kemaren, panas banget.” Dia juga bilang kalau yang soal iteman sudah ada dua orang yang sebelumnya juga berkata seperti itu. Wajahnya memelas lagi. “Ning, jum’at ini aku mau nemenin Ajeng jualan di setu babakan. Aku kasihan sama Ajeng, dia yang rumahnya jauh-jauh di Bojong jualan malam-malam.” “Ning, kemaren waktu pulangnya kan jauh ya dari pesona kayangan sampe ke depan. Ajeng sama aku cerita-cerita deh....” Begitu Sugi bercerita, berkali-kali, mengingatkanku. Hari-hari sebelumnya juga aku sempat bertanya ke Miftah

Semangat !!

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” -Pramodya Ananta Toer- Menulis. Bagi sebagian orang, menulis adalah jiwanya. Ia bisa menumpahkan semuanya dalam tulisan. Bagi sebagian yang lain, menulis itu menyulitkan. Tapi bukan berarti tidak bisa. Bingung harus mengawali sebuah tulisan dari kata apa. Bingung apakah nanti tulisannya akan jadi tulisan yang bagus atau tidak. Takut, tentang bagaimana tulisannya tidak diapresiasi oleh orang lain. Sibuk, tak ada ide untuk menulis. Dan banyak lagi alasan yang bisa aja dibuat untuk tidak menulis. Hehe, aku juga suka begitu sih. Well, baiklah kita tak membahas soal itu. Kali ini aku mau bercerita tentang temanku, namanya Raffa. Itu nama penanya. Pertama kali kenal dia via sosial media facebook . Dia itu temannya temanku. Sepertinya orangnya supel, jadi aku add aja. Singkat cerita dia bilang blogku bagus. Dan itu pertama kalinya aku ngerasa ada yang menghargai

Super Sampah

Ini tulisan sewaktu diminta mengarang tentang seorang super hero. Imajinasi tingkat tinggi! Singkat ceritanya begini : Super hero versi saya yang keren kayaknya SS (Super Sampah), jadi ceritanya ada seorang pria yang anti banget kalo nemuin orang yang buang sampah sembarangan. Dia menciptakan segala gadget yang bisa memberantas segala macam sampah. Tapi kalau sampah masyarakat dia belum bisa. Nahh suatu malam ada penyelundupan sampah beracun, berbahaya, dan berton-ton yang diimport ke salah satu dermaga di Indonesia oleh mafia dari negara adidaya. Efek dari sampah itu hampir setara dengan efek dari radiasi nuklir. Akhirnya SS menjalankan misi rahasianya dan bertempur dengan kawanan penyelundup-penyelundup bersenjata tersebut seorang diri. Tapi ternyata SS kalah hebat dibanding penyelundup tersebut. disaat-saat kritis, terdesak, dan hampir gak ada harapan hidup buat SS tiba-tiba datanglah prajurit dari negara Indonesia yang membantu SS untuk menggagalkan import illegal sam

Creativika 2

hikmah 3

hikmah 2

hikmah 1

Fakta yang miris

Kamis ini adalah hari pertamaku mengikuti mata kuliah komunikasi pembangunan. Sedikit banyak mata kuliah ini juga bersinggungan dengan mata kuliah ekonomi pembangunan. Tapi bedanya ketika ekonomi pembangunan banyak bicara soal tanah dan modal, komunikasi pembangunan justru lebih menekankan pada aspek sumber daya manusianya yang merupakan pelaku dalam pembangunan. Objek yang disoroti dalam komunikasi pembangunan terutama adalah negara dunia ketiga, negara-negara berkembang. Well , yang kita tahu Indonesia adalah salah satunya.

SURAT CINTA BUAT UKHTI KU BERKERUDUNG

Ini adalah unek-unek saya yang banyak dikecewakan oleh performa para muslimah yang nampak di depan kedua biji mata saya sehari-hari. Di tengah kegembiraan banyak orang yang melihat kerudung pada saat ini menjadi trending fashion banyak muslimah, saya sebenarnya gemas, kecewa, galau dan marah, tapi juga bingung. Pangkal kekecewaan saya adalah soal kesenjangan antara kerudung dengan gaya hidup mereka. Mengapa banyak muslimah yang berkerudung sekedar puas dengan berkerudung. Seolah-olah kerudung itu sudah babak final dalam penampilan dan lifestyle, kenapa mereka tidak mau meningkatkan kepribadian mereka, pemahaman mereka dan menjaga diri mereka? Kenapa? Kenapa? Please, somebody help me! Coba, pembaca pikirkan, bagaimana saya tidak bingung melihat seorang muslimah berkerudung tapi body mereka tampak melendung-melendung. Wajah manis berkerudung dalam balutan kemeja ketat yang kancingnya seolah mau meloncat karena ketarik bodi mereka yang sudah baligh, dan panggul ke bawah dililit j

Aku dan LDK : ini ulahku, kalau kamu?

Pertemuan kami kalau tidak salah dimulai saat aku mengikuti kegiatan TnT (Tips n Tricks) untuk mahasiswa baru yang diadakan oleh LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Nama resminya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Fajrul Islam atau yang sering disebut FARIS. Fajrul Islam itu artinya kebangkitan Islam. Entah ini terpeleset, terjatuh, nyebur, atau memang takdir Allah pada akhirnya aku menjadi bagian dari keluarga besar ini.Kalau dipikir-pikir, aku ini salah satu anggota keluarga yang sering bikin rusuh. Ya ampun! Baiklah, aku coba ingat-ingat ya.

Aku Tahu

aku tahu bicara denganmu adalah sesuatu yang mengalir, ringan,apa adanya dan terasa nyaman. sayang kamu temanku, kalau kamu artis mungkin aku akan menjadi fansmu. tapi setelah dipikir-pikir mendalam, aku tak mau jadi pemuja. karena aku takkan bisa memuja tanpa kecewa. karena aku manusia biasa. jadi biarkan pemujaan ini hanya pada Tuhan kita saja, Allah yang maha tahu segala segalanya. aku tahu, menjadi sahabatmu adalah berkah yang selalu kusyukuri tanpa perlu berhitung untung rugi tentang berapa banyak kecewa dan bahagia yang membalut persahabatan kita, tapi seberapa kuat kita menjadi diri sendiri dan bisa berbagi dengan ketulusan hati, lalu bisa saling mengingatkan tanpa benci. aku tahu, dan berharap kamu tahu aku ingin tetap menjadi sahabat baikmu meski waktu dan keadaan merubah sebagian dari diri kita, tak ada yang berubah dengan persahabatan kita. #copas dari puisi karya seseorang di fb (lupa namanya dan gak kenal). tapi apresiasi ba