Langsung ke konten utama

5 Kemudahan Mendaki Gunung Papandayan

Gunung Papandayan merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif. Bagi saya pribadi, keinginan untuk mendaki gunung ini sudah lama ada, tapi baru bisa terealisasi secara random tanggal 3-5 Agustus 2018 lalu. Mengapa random? Sebab awalnya memang tak ada niatan untuk naik gunung di bulan ini, hingga membaca salah satu instastory teman yang sedang mencari teman jalan. Destinasi awal pun bukan Papandayan, tapi gunung yang ada disekitar kawasan Dieng semisal Gunung Prau. Setelah mempertimbangkan jumlah anggota yang ikut, waktu persiapan dan semacamnya; kami putar arah ke Papandayan.

Pemandangan di Gunung Papandayan

Gunung Papandayan terletak di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ketinggian Gunung ini sekitar 2665 mdpl. Untuk para pendaki pemula, gunung ini amat cocok dimasukkan dalam list pendakian awal. Berikut ini beberapa kemudahan yang bisa kamu dapatkan di Gunung Papandayan.

1. Trek yang landai. 
Medan pendakian di gunung papandayan bisa terbilang cukup landai. Dengan medan yang landai, kamu bisa berjalan dengan lebih santai sambil menikmati pemandangan sekitar. Otomatis perjalananmu tidak membutuhkan energi yang terlalu besar dan kamu tidak cepat kelelahan. 

Sewaktu membaca review perjalanan, diperkirakan pendakian santai memakan waktu sekitar 4 jam untuk sampai ke Pondok Salada (tempat kemah di atas). Mengejutkan! Ternyata waktu yang saya tempuh bersama teman-teman untuk naik ke atas hanya 2 jam. Itu pun sudah sambil istirahat, makan camilan, dan berjemur matahari.

Jalur yang ada di Papandayan juga sangat mudah. Sebagian besar sudah berbentuk anak tangga. Pendaki tidak perlu khawatir tersesat juga tidak perlu repot untuk membuka jalur baru.

2. Bisa tektok.
Bagi kamu yang tidak ingin berkemah, tektokan di gunung ini sangat memungkinkan. Estimasi waktu dari pos 1 Camp David ke Pondok Salada 2 jam, naik-turun sekaligus main di Tegal Alun kurang lebih 3 jam, turun sambil menikmati area hutan mati sekitar 1,5 jam. Kalau kamu memulai pendakian jam 7 pagi, maka jam setengah dua siang kamu sudah kembali ke pos 1 lagi.

3. Fasilitas yang mudah dan lengkap. 
Sepanjang jalur pendakian, mudah sekali menemukan warung-warung yang menjual makanan. Kamu tidak perlu takut kehabisan bekal makanan, sebab banyak yang jualan makanan matang dan camilan. Gorengan seribu, buah potong seribu, nasi putih sekitar lima ribu, dan sebagainya. Di area kemah Pondok Salada juga banyak warung. Buat kamu yang tidak punya kemampuan memasak, tenang... hidup kamu masih terselamatkan. Kamu lapar? Tinggal melipir. Mudah kan?.

Selain warung, fasilitas berupa toilet juga banyak. Kamu tidak perlu susah-susah mencari semak-semak serta menggali lubang untuk buang hajat. Dan yang terpenting, kebersihan bisa terjamin.

4. Sumber air melimpah. 
Salah satu kesulitan bagi para pendaki gunung adalah ketersediaan sumber air. Namun, di Gunung Papandayan kamu bisa menemukan banyak sumber persediaan air. Air ini berasal dari mata air Gunung Papandayan. Para pendaki bisa mengisi air bersih di Pos Pendakian Puncak Kawah, Pos Persimpangan Pondok Salada, Gubber Hood, dan juga di Pondok Salada.  

5. Ranger gunung yang selalu siaga. 
Tiap pos di Gunung Papandayan selalu ada ranger yang bertugas. Tugas para ranger ini pun bergantian, ada jadwalnya. Biasanya dibuat dua jadwal, ada yang jadwal pagi dan sore. Ranger papandayan siap siaga bertugas seandainya ada yang tersesat, menderita hipotermia, atau kejadian lain yang tidak diinginkan. Kalau kamu tertarik untuk tahu info-info seputar Papandayan, para ranger ini bisa jadi salah satu narasumber yang seru lho untuk diajak diskusi.

Nah, bagi kamu yang mau mencoba pendakian rasa wisata, Gunung Papandayan bisa jadi satu pilihan dengan banyak kemudahannya. Sekadar saran, meskipun banyak kemudahan jangan sekali-kali meremehkan gunung. Kamu harus pastikan persiapan yang cukup matang dan kenali medannya termasuk cuaca agar bisa selamat selama perjalanan dan pulang kembali dengan keadaan sehat. Salam pendaki!

---------------------------------
Tulisan ini merupakan bagian dari #sabtulis. Apa itu sabtulis? Sabtulis adalah gerakan menulis di hari Sabtu bagi sobat yang ingin menjadikan malam minggunya lebih produktif, melatih kemampuan menyampaikan gagasan atau mengekspresikan diri melalui tulisan, serta membentuk kebiasaan baik dalam menulis. Mari ikutan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IBNU KHALDUN

Biografi Ibn Khaldun, nama lengkapnya adalah Abdu al-Rahman ibn Muhamad ibn Muhamad ibn Muhamad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhamad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn Utsman ibn Hani ibn Khattab ibn Kuraib ibn Ma`dikarib ibn al-Harits ibn Wail ibn Hujar atau lebih dikenal dengan sebutan Abdur Rahman Abu Zayd Muhamad ibnu Khaldun. Abdurrahman Zaid Waliuddin bin Khaldun, lahir di Tunisia pada tanggal 1 Ramadhan 732 H atau 27 Mei 1332 M.  

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...

Itinerary Gunung Papandayan 2018

Pendakian saya ke Gunung Papandayan kali ini ditemani oleh 4 orang. Pertama Amir, dia adalah teman sekelas saya ketika S1 di jurusan komunikasi. Kedua ada Ajeng, teman satu kampus, satu organisasi, juga teman mengaji bareng. Ketiga Esa, Esa adalah teman sekelasnya ajeng di jurusan teknik informatika. Dan terakhir ada Ryan. Ryan adalah temannya Amir. Kami berlima janjian untuk bertemu di titik kumpul Terminal Kampung Rambutan. Saya datang pertama, kemudian Ajeng dan Esa. Sambil menunggu Amir dan Ryan, kami bertiga makan malam dahulu dengan nasi padang. Tak lama kemudian Ryan tiba. Setelah Amir datang dan semua anggota lengkap kami langsung naik bis ekonomi AC meluncur ke Garut.  Kami berangkat sekitar jam sembilan malam. Tiba di Terminal Guntur-Garut jam setengah tiga pagi. Udara dingin mulai terasa menusuk kulit. Di sini saya dan teman-teman sempat diminta oleh seorang pemuda untuk memberinya sekian uang. Sepertinya ia mabuk, terlihat dari pupil matanya dan mulutnya ya...