“Saya
suka tulisan di buku ini, alurnya menarik.” Pendapatku antusias.
“Kalau
saya malah lebih suka buku yang ini. Menurut saya lebih...” jelasmu begitu.
Ah
iya, ini soal selera. Tak apa, tak perlu diperpanjang. Seleramu dan seleraku
berbeda, tak perlu mendebat selera siapa yang lebih baik.
Seperti
kopi, kalau semuanya sepakat, tentu ia hanya akan menjadi kopi pahit. Namun menarik
bukan? Ketika kreativitas dan selera yang berbeda mengkolaborasikan sebuah kopi
menjadi minuman kopi jenis lain; tubruk, espresso, latte, white coffee,
moccachino, cappuchino, brown coffee, dan jenis minuman lainnya.
Hey
teman, betapa indahnya jika masing-masing bisa saling menghargai keunikan
masing-masing.
Komentar
Posting Komentar