Langsung ke konten utama

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku. 

Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan.

Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya. Tidak kurang tidak lebih. Hal itu membuat Kevin tersiksa sendiri. Tiara, teman sekomunitas yang ternyata jatuh hati pada Kevin. Meski Tiara berkali-kali menunjukkan perasaannya pada Kevin, Kevin tak bergeming. Perasaan Kevin terlalu kuat untuk Nara. Sementara Nara yang patah hati berkali-kali akhirnya bertemu Juned yang sebelumnya juga terluka karena dikhianati pacar dan sahabatnya sendiri. Merasa cocok, akhirnya mereka mengikrarkan diri menjadi sepasang kekasih. Kevin? Patah hati berkali-kali pada orang yang sama.

Kalau disimak dari sudut cerita, kisah tokoh-tokoh dalam novel ini tidak terlalu rumit. Sebuah kisah percintaan yang bisa terjadi pada manusia biasa dalam kehidupan sehari-hari. Sejujurnya bagi saya pribadi, dinamika yang disajikan tidaklah terlalu menantang. Tapi ada beberapa hal menarik yang saya suka dan layak dinikmati dari novel ini. Tentu ini menjadi poin plus tersendiri.

Beberapa hal menarik itu akan saya bagikan kepada kalian, para pembaca sekalian. Selamat menikmati kutipan-kutipan awesome dari novel karya Boy Candra berikut.

“Hidup tidak seharusnya disesali hanya karena kita patah hati. Tidak seharusnya menghentikan langkah meski kita pernah kalah. Walau pelan-pelan, kita tetap harus berjalan.” –hal. 16

“Keluarga adalah bagian penting dalam perjalanan hidup manusia. Keluarga adalah tempat pulang dari segala tualang. Tempat kembali saat senang dan sedih hati. Tempat di mana hidup selalu menemukan arti saat dunia membuat bingung apa yang sedang kita cari.” –hal. 16

“Salah satu hal yang paling melelahkan di dunia ini saat kita ingin melepaskan sesuatu, namun ia tetap saja mengejar kita.” –hal. 18

“Karena, hal yang paling sulit dari memendam perasaan pada sahabat sendiri adalah saat dia bercerita tentang orang yang ia cintai, dan kita harus menyediakan wajah bahwa kita menyukai ceritanya.” –hal. 27

“Meski kita sahabat, bukan berarti kita harus terlibat semua sisi hidup sahabat kita. Ada bagian-bagian yang harus kita hormati. Perkara apa yang dia pilih dan jalani misalnya.” –hal. 40

“Namun berbeda jika menanam harapan, bisa jadi yang tumbuh adalah kebahagiaan, atau malah kesedihan. Sebab harapan bukanlah bibit berbentuk pasti. Harapan yang ditanam akan tumbuh tergantung bagaimana perawatannya.” –hal. 61

“Satu hal yang paling berbahaya bagi persahabatan, ketika kita meminta lebih dari sahabat; ketika kita mulai memainkan hati.” –hal. 104

“Saat hatimu perih, kamu memang tidak butuh tempat tujuan. Kamu hanya butuh mengalir seperti air, berputar seperti roda, meski tidak tahu ingin ke mana.” –hal. 138

“Andai kamu paham bagaimana rasanya mencintai seseorang yang terus memintamu mencintai orang lain.” –hal. 152

“Saat kamu tidak pernah berani memutuskan memilih sesuatu, kamu yang akan diputusasakan oleh waktu.” –hal. 163

“Pada saatnya, kesepian selalu digantikan dengan kesiapan.” –hal. 193

“Seperti hidup yang selalu tidak pernah ditebak. Ada yang datang dan ada yang pergi tiba-tiba. Bahkan tidak jarang yang pergi tanpa permisi. Namun, setiap kedatangan selalu meninggalkan sesuatu. Orang-orang menyebutnya kenangan.” –hal. 256

“Orang yang jatuh cinta dengan buta, sering membutakan logikanya sendiri. Mencari pembenaran dari perasaan sayangnya kepada seseorang.” –hal. 268 

“Ternyata menyatakan perasaan itu hanya soal melawan rasa takut.” –hal. 272

Diantara kutipan tersebut, mana kutipan favoritmu?
Atau sudah baca buku yang sama? Yuk berbagi hal menarik yang kamu temukan di sana.

---------------------------------
Tulisan ini merupakan bagian dari #sabtulis. Apa itu sabtulis? Sabtulis adalah gerakan menulis di hari Sabtu bagi sobat yang ingin menjadikan malam minggunya lebih produktif, melatih kemampuan menyampaikan gagasan atau mengekspresikan diri melalui tulisan, serta membentuk kebiasaan baik dalam menulis. Mari ikutan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Fungsi Koordinator Akhwat (Korwat)

“Akhwatnya yang lain mana nih? Kok gak ada yang bersuara? Yang bicara dia-dia lagi...”   celetuk salah satu ikhwan (laki-laki) di sebuah forum. Ternyata kejadian ini juga bisa disalah pahami oleh beberapa orang. Awalnya saya juga berpikir untuk apa koordinator akhwat (perempuan) a.k.a korwat, kan sudah ada koordinator ikhwan? Bukankah dengan satu komando, sebuah koordinasi akan lebih mudah? Setelah mengamati dengan waktu yang cukup lama, jawabannya adalah karena akhwat/muslimah itu punya kekhasan tersendiri. Ada hal-hal yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh koordinator ikhwan. Karena keunikan itulah dibutuhkan seseorang, tentunya akhwat, yang mampu mengurusi berbagai hal terkait koordinasi internal dengan akhwat-akhwat lainnya dan sebagai perantara komunikasi dengan korwan. Tentu saja kita akan dihadapkan pada pertanyaan, lantas apakah fungsi korwat hanya tampak sebagai “penyampai pesan”? Tidak, bahkan sebenarnya fungsi korwat lebih dari itu. Dari buah pemikiran (tul