Langsung ke konten utama

Halo Kelas Pra-Matrikulasi IIP Depok

Dear Readers!
Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman selama mengikuti kelas pra-matrikulasi IIP (Institut Ibu Profesional) chapter Depok. Oiya, ada yang sudah tahu IIP? Kalau belum, aku jelaskan secara singkat ya. IIP ini digagas oleh Ibu Septi Peni Wulandari dan kini sudah ada di 43 kota di Indonesia, selain itu ada juga IIP Asean dan non Asean (waw sudah go international!). Yuning kan masih single, kok bisa ikutan? Bisa dong, yeay, kan daftar :). IIP adalah tempatnya belajar untuk para ibu dan calon ibu (so yang single gak perlu takut ditolak) yang ingin meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya. IIP ini punya beberapa tahapan kelas lho, dimulai dari kelas foundation, pra-matrikulasi, matrikulasi, kelas bunda sayang, kelas bunda cekatan, kelas bunda produktif, dan kelas bunda shaleha. Kemudian ada juga training untuk fasilitator dan trainer. Yang menarik di sini adalah semua yang tergabung punya panggilan “Mak” tanpa terkecuali.

Nah, selama mengikuti kelas pra-matrikulasi kami belajar beberapa materi seperti penggunaan G-Drive, D-docs dan kawan-kawannya, serta blog. Mungkin sebagian emak sudah terbiasa menggunakan fasilitas-fasilitas ini, namun bagi beberapa yang lain ini adalah hal baru. So, kami sama-sama belajar dan saling berbagi. Emak-emak zaman sekarang emang perlu naik level dan gak boleh gagap teknologi, keren lah. Sebagai peserta, aku excited banget ikut kelas ini meskipun sering ketinggalan chat dan harus manjat ke atas dulu biar paham apa yang sedang dibahas. Really, emak-emak di grup ini sungguh antusias belajar meskipun mereka punya banyak kesibukan. So kalau sudah diskusi, bisa sampai ratusan bahkan ribuan chat. Hehe tapi terbantu banget sama mak-mak yang super rajin bikin resume setelah selesai diskusi. Terima kasih yaaa mak :)

Oiya, terima kasih juga untuk para fasil (tanpa mengurangi rasa hormat, belum bisa disebutkan satu per satu) yang sudah berbagi ilmu, pengalaman dan sabar sekali menjawab satu-satu pertanyaan dari kami. Semoga keberkahan senantiasa mengalir untuk kebaikan hati mak-mak fasil. Peluk dan cium dari jauh untuk mak-mak fasil.

Oke, sepertinya cerita singkat tentang kelas pra-matrikulasi IIP segini dulu. Doakan bisa gabung dan konsisten di kelas matrikulasi karena peminatnya buaaanyaak banget biar nanti bisa cerita-cerita lagi. Untuk mak-mak lainnya semangat berjuang, semoga bisa masuk ke tahap selanjutnya. Terima kasih sudah menyimak :) See you!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...

Husnuzhan

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kamu merasa jijik. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat : 12) jleeebbb.. baca ayat ini rasanya jleb banget. semakin dibaca semakin ngerasa jleb! #istigfar banyak-banyak mungkin diri ini kerap kali lalai terhadap prasangka, lebih mendahulukan prasangka buruk (suudzhan) dibanding prasangka baik (husnuzhan). padahal diri ini bukan apa-apa, pengetahuan pun hanya secuil. tak sadar ada angkuh yang menyusup, merasa diri sudah benar. lebih bangga kalau tahu kesalahan orang lain, dikorek lebih dalam. berpuas diri ketika dapat menjatuhkan yang lain. padahal diri ini sering lupa, kesalahan diri sendiri...

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y...