Langsung ke konten utama

Jelajah Batu-Malang

Tulisan kali ini merupakan kelanjutan dari cerita tentang jelajah Malang. Destinasi utama hari terakhir di Batu-Malang adalah Museum Angkut. Berhubung Sabtu ternyata jam operasionalnya siang, akhirnya saya dan sahabat saya putar haluan ke destinasi lain setelah itu baru kembali ke sini. 

Tempat yang kami kunjungi yaitu Coban Rondo. Dalam bahasa Indonesia, coban artinya air terjun dan rondo berarti janda. Maka bila digabung menjadi air terjun janda, entah sejarahnya bagaimana sehingga diberi nama demikian. Menariknya di kawasan juga ini terdapat beberapa air terjun lain, namun karena musim hujan dan jalanannya belum baik jadi kami urung lihat-lihat ke sana.

Jarak dari pintu masuk ke air terjun sendiri cukup jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Selama perjalanan kita bisa melihat banyak pepohonan di sisi kanan dan kiri. Tempat ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan. Ada juga hewan yang berkeliaran di sini, beberapa monyet hutan yang sepertinya jinak dan sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. 

Monyet hutan sekitar Coban Rondo

Coban Rondo adalah tempat yang cukup asri, bersih dan udaranya segar. Tempat wisata alam ini pun dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang cukup lengkap seperti tempat parkir yang luas, mushola, toilet, tempat sampah, dan juga ada tempat untuk membeli souvenir serta oleh-oleh. Waktu kami datang ke sini, airnya lumayan deras. Mungkin karena kemarin habis hujan sehingga debit air meningkat. Ada tanda peringatan juga bahwa ketika terjadi banjir maka pengunjung harus meninggalkan tempat ini.

Air terjun Coban Rondo

Setelah puas lihat-lihat pemandangan alam di Coban Rondo, kami melanjutkan ke Museum Angkut. Kami mampir sejenak untuk isi bensin, ternyata ada kejadian tak terduga. Ban mobil bocor sehingga perlu ditambal terlebih dahulu. Sejujurnya baru pertama kali saya melihat proses menambal ban tubles, oh ternyata tak terlalu rumit.

Semakin siang perut mulai keroncongan, jadi kami memutuskan untuk mencari tempat makan terlebih dahulu untuk mengisi energi. Lumayan berkeliling dahulu karena cari tempat parkir yang pas. Akhirnya kami melipir ke sebuah kedai pecel di pinggir jalan. Setelah kenyang makan, kami langsung ke Museum Angkut yang memang tidak jauh dari kedai tersebut.

Museum Angkut ini cukup luas. 3 jam berkeliling di tempat ini rasanya kurang puas. Di museum ini kita bisa lihat macam-macam kendaraan dari yang tradisional hingga modern. Selain itu juga dilengkapi dengan koleksi miniatur kendaraan. Museum ini sangat cocok untuk berlibur keluarga dan anak-anak.

Miniatur mobil

For your information, museum ini tebagi menjadi beberapa zona. Tiap zona didekorasi dengan pemandangan model bangunan dari kawasan Asia, Eropa, hingga Amerika. Saat masuk pertama kali, kita akan menuju Hall Utama. Di hall ini ada koleksi perkembangan sepeda, motor, juga mobil.

Evolusi desain sepeda yang ada di hall utama

Di zona Eropa, kita serasa mengunjungi beberapa Negara seperti Belanda, Perancis, Italia, Jerman dan Inggris. Mobil-mobil khas benua eropa menghiasi kawasan ini. Ada model Mister Bean yang terkenal juga lho!



Mobil khas Eropa

Zona Gangster Town dan Broadway Street juga wajib kamu singgahi. Suasananya unik sekali.

Kemudian ada zona edukasi. Di sini kita bisa mengetahui sejarah berbagai angkutan dari masa ke masa dan pengetahuan lain seputar kendaraan. 

Zona edukasi

Sekilas tentang mesin bensin

Zona Sunda Kelapa dan Batavia menjadi ciri khas dari zona Asia selain nuansa Jepang dan China. Berada di lokasi ini membuat saya merasa seperti berada di Jakarta tempo dulu.
Zona Asia

Suasana Zona Sunda Kelapa & Batavia

Selanjutnya ada Istana Buckingham.

Zona Istana Buckingham

Nuansa Amerika diwakili dengan zona Las Vegas.

Yang tak kalah menarik adalah zona Hollywood. Ada beberapa koleksi mobil yang digunakan dalam film Hollywood. Kita juga bisa menemukan si raksasa Hulk dan keluarga flintstones yang ceritanya lucu-lucu.
Hulk versi besi
The Flintstones

Terakhir kita akan melewati zona Pasar Apung Nusantara. Sesuai namanya, di lokasi ini tersedia banyak cendera mata seperti benda-benda kerajinan tangan, ukiran, batik, baju dengan motif-motif tertentu dan lain sebagainya. Ada juga perahu yang bisa kita naiki untuk berkeliling Pasar Apung ini. Saat ke tempat ini ada juga flash mob dance dari pengelola, dan wisatawan juga boleh bergabung untuk ikut flash mob-nya.

Pasar Apung Nusantara dan Flash Mob
Bangunan dengan ukiran khas salah satu suku di Indonesia

Ashar adalah batas waktu saya untuk kembali. Kereta akan berangkat jam 17.30 dari Stasiun Malang Kota Baru. Perjalanan ke stasiun kembali ditemani dengan hujan lebat khas Batu & Malang. Untungnya pas hampir dekat stasiun hujan mereda. Perjalanan 3 hari selama di Malang cukup berkesan. Semoga suatu hari nanti bisa kembali berkunjung ke tempat ini (masih banyak yang belum dikunjungi: Bromo, Selekta, Jatim Park, Batu Secret Zoo, pantai, air terjun, dan juga wisata kuliner lainnya).

Bagi yang mau berkunjung ke Malang, ini sedikit bocoran tentang itinerary saya.

Perjalanan Depok-Malang
Grabbike dari Komplek Timah ke Stasiun UI: 6.000
Tiket Commuter Line dari Stasiun UI ke Stasiun Pasar Senen: 3.000
Tiket kereta Matarmaja: 110.000
Jajan Cemilan: 70.000
Sewa bantal kereta: 7.000
Pop Mie: 10.000

H1 Malang
Tiket Macito: gratis
Tiket Jodipan: gratis (terima tasih Galih)
Grabbike dari Jodipan ke homestay di Batu: 35.000
Homestay 2 hari @200.000: 400.000
Makan: 22.500

H2 Malang
Jajan Cemilan: +- 70.000
Mobil: gratis (terima kasih Bagus)
Tiket Pantai & Parkir Mobil: 40.000
Bensin: 100.000
Bakso Malang: +- 25.000
Makan malam: +- 30.000

H3 Batu-Malang
Tiket masuk 2 orang + Parkir: 80.000
Bensin: 50.000
Makan: 20.000
Tiket Musem Angkut weekend: 100.000
Tiket Kamera: 30.000
Parkir: 10.000

Perjalanan Malang-Depok
Tiket Kereta Matarmaja: 110.000
Makan Malam di Kereta: 29.000
Sewa bantal: 7.000
Tiket Commuter: 3.000

Total itinerary saya selama 3 hari 2 malam di Batu-Malang kurang lebih Rp 1.367.500. Semoga bermanfaat untuk yang mau solo flashpacker di daerah timur Jawa.

---------------------------------

Tulisan ini merupakan bagian dari #sabtulis. Apa itu sabtulis? Sabtulis adalah gerakan menulis di hari Sabtu bagi sobat yang ingin menjadikan malam minggunya lebih produktif, melatih kemampuan menyampaikan gagasan atau mengekspresikan diri melalui tulisan, serta membentuk kebiasaan baik dalam menulis. Mari ikutan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Fungsi Koordinator Akhwat (Korwat)

“Akhwatnya yang lain mana nih? Kok gak ada yang bersuara? Yang bicara dia-dia lagi...”   celetuk salah satu ikhwan (laki-laki) di sebuah forum. Ternyata kejadian ini juga bisa disalah pahami oleh beberapa orang. Awalnya saya juga berpikir untuk apa koordinator akhwat (perempuan) a.k.a korwat, kan sudah ada koordinator ikhwan? Bukankah dengan satu komando, sebuah koordinasi akan lebih mudah? Setelah mengamati dengan waktu yang cukup lama, jawabannya adalah karena akhwat/muslimah itu punya kekhasan tersendiri. Ada hal-hal yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh koordinator ikhwan. Karena keunikan itulah dibutuhkan seseorang, tentunya akhwat, yang mampu mengurusi berbagai hal terkait koordinasi internal dengan akhwat-akhwat lainnya dan sebagai perantara komunikasi dengan korwan. Tentu saja kita akan dihadapkan pada pertanyaan, lantas apakah fungsi korwat hanya tampak sebagai “penyampai pesan”? Tidak, bahkan sebenarnya fungsi korwat lebih dari itu. Dari buah pemikiran (tul