Langsung ke konten utama

Membeli Waktu

MEMBELI WAKTU

#Tugas Aplikom Penulisan Naskah 2
contoh naskah 1 kolom

Fade in
Fade out
Janni yang merenung duduk di bawah pohon rindang.

Scene 1
Full shot rumah
INT – meja makan – pagi
Telenta : ayah + ibu + janni
                Ayah membaca koran dan ibu menyiapkan roti sebagai sarapan. Janni keluar dari kamarnya menuju meja makan. Tak lama telepon ayah berdering, setelah mengangkat telepon, ayah meminum kopi sedikit dan langsung berangkat kerja. Janni ikutan berangkat sekolah tanpa sarapan.
Ayah      : janni belum bangun ma?           
Ibu         : sudah pa, paling dikamar, lagi siap-siap buat sekolah.
Janni      : (keluar kamar dan mencium pipi ibu dan ayah)
Ibu         : hai sayang.
Janni      : pagi ma.
Ibu         : pagi
Janni      : pagi pa.
Ayah      : pagi
Ayah      : (mengangkat telepon) halo...ya ya, saya segera berangkat. (menutup telepon) ma,                  berangkat ya ma. (mencium kening Ibu
Ibu         : hati-hati ya pa.
Ayah      : berangkat ya sayang (mencium kening janni)
Janni      : ma, berangkat juga deh ma.
Ibu         : lho, gak dimakan dulu?
Janni      : sudah kenyang.
Ibu         : ya, hati-hati ya nak.
Janni pergi berangkat, ibu melanjutkan sarapan.

Scene 2
INT – ruang tamu – siang
Talenta: Ibu + janni
Ibu membaca majalah, membolak-balikkan halaman demi halaman.
Janni      : Assalamu’alaykum
Ibu         : eh, kamu sudah pulang.
Janni      : papa sudah pulang ma?
Ibu         : belum, mungkin nanti sore pulangnya.
Janni      : asik ! aku bisa main sama papa dong ma..
Ibu         : bisa dong sayang.
Janni      : aku ke kamar dulu ya ma.
Ibu         : iya. Ganti baju ya nak. Janni pergi ke kamarnya.

Scene 3
INT – ruang keluarga – malam
Talenta: Ibu + janni
                Jam dinding berputar menuju ke arah jam 8 malam. Ibu tengah asik duduk menonton tv. Janni dengan memeluk boneka datang menghampiri ibu dan merebahkan badannya di pangkuan ibu. Ibu membelai kepala janni.
Ibu         : jan, ngapain?
Janni      : papa sudah pulang ma?
Ibu         : belum sayang, pasti sebentar lagi. Oiya, sudah malam, kamu tidur sana. Besok kamu kan sekolah. Kalau kesiangan bagaimana? Kamu mau kayak gitu? Tidur ya sayang, yah,
Janni      : yaaah, yasudah deh. Malam ma.
Ibu         : malam sayang.
Janni pergi ke kamarnya.

Scene 4
INT – kamar ayah dan ibu – subuh
Talenta: ayah + ibu
                Jam dinding berputar menunjukkan jam 4 pagi. Ayah merapihkan bajunya di depan cermin. Terlihat Ibu sholat subuh. Selesai sholat ibu menghampiri ayah, membantunya merapihkan dasi.
Ibu         : papa, aku mau lihat sebentar... berangkatnya kok pagi-pagi banget sih pa?
Ayah      : iya, ada meeting sama klienpenting
Ibu         : masih sama dengan rekn bisnis papa yang menelepon kemarin?
Ayah      : begitulah ma
Ibu         : bisnisnya kayaknya lagi sibuk banget.
Ayah      : ada proyek besar.
Ibu         : berarti nanti pulangnya juga malam dong?
Ayah      : iya nanti papa pulang terlambat
Ibu         : papa nanti jangan lupa makan siang, abis itu makan malamnya juga jangan terlambat ya pa.. oiya pa, kemarin Janni...
Ayah      : iya papa berangkat, nanti takut terlambat.
Ayah mencium kening ibu, dan langsung berangkat.

Scene 5
INT – meja makan – pagi
Talenta: Ibu + janni
                Ibu menyiapkan sarapan
Ibu         : selamat pagi sayang, sarapan yuk.
Janni      : pagi ma. Papa kemana ma? Kok gak ikut sarapan?
Ibu         : papa sudah berangkat kerja, sayang. Tadi abis subuh. Katanya ada meetig mendadak.
Janni      : oohh..

Scene 6
EXT – jalanan- pagi
Talenta: Janni
                Diperjalanan janni terlihat merenung. Suasana jalanan dengan anak-anak yang sedang bercanda, dan kendaran yang berlalu lalang. Ketika melewati jalan di dekat lapangan bola, janni melihat ada keluarga yang harmonis. Sang ayah menggendong anaknya. Ibunya terlihat gembira dengan canda tawa. Janni memperhatikan mereka.

Scene 7
INT – ruang tamu – siang
Talenta: Janni + Ibu
                Janni pulang sekolah, masuk rumah dan mencium tangan ibunya.
Janni      : Assalamu’alaykum
Ibu         : wa’alaykumsalam, sayang. Eh, anak mama sudah sampai rumah.
Janni      : papa sudah pulang ma?
Ibu         : belum sayang.
Janni      : ooh..
Janni langsung menuju kamarnya.

Scene 8
INT- kamar Janni – siang
Talenta: Ibu + janni
                Close on foto janni, dan terlihat jadi yang sedang bermain dengan boneka-bonekanya di tempat tidur. Ibu menghampiri janni.
Ibu         : janni tadi gimana di sekolah? Bisa gak ngerjain pelajarannya?
Janni      : .........
Ibu         : kok kamu diam saja sayang? Ada yang nakalin kamu ya di sekolah?
Janni      : ma, kenapa sih papa kerja terus? Aku kan pingin seperti teman-temanku yang lain, yang main sama papanya, jalan-jalan sama papanya. Pokoknya seharian deh sama papa.
Ibu         : sayang, papa kamu kan kerja. Papa kerja untuk masa depan kamu. Katanya kamu mau jadi dokter. Masih pengen kan jadi dokter?
Janni mengangguk mendengar kata-kata ibunya.

Scene 9
INT – kamar janni – malam
Teleta: janni
                Medium close up kamar Janni, dan mengarah ke celengan ayam milik Janni. Janni sedang berbaring di kasur kemudian duduk berpikir, dan mengambil celengan ayamnya. Ceengan itu dikocok-kocok dan dipecahkan janni. Janni memungut uang dari celengannya.
Janni : ada berapa ya isinya?

Scene 10
INT – ruang tamu – malam
Telenta: Ibu + Janni + ayah
                Janni sedang menunggu ayahnya. Janni menunggu hingga larut malam.
Ibu         : janni, kok kamu belum tidur sayang?
Janni      : belum ma, aku nunggu papa pulang dulu ya.
Ibu         : tapi ini sudah malam nak, kamu tidur yah.
Janni      : yah ma, sebentar lagi ya. Aku nuggu papa pulang dulu.
Ibu         : yaudah, kalau ada apa-apa mama di kamar ya. (mencium kening Janni) malam sayang.

Janni menunggu cukup lama, kemudian ayah datang.
Ayah      : Janni (sambil menutup pintu). Kamu belum tidur?
Janni      : papa, kok baru pulang?
Ayah      : iya tadi papa banyak kerjaan sayang di kantor. Kok kamu belum tidur sih?
Janni      : belum aku nunggu papa pulang.
Ayah      : kamu ngapain nunggu papa pulang?
Janni      : pa.. aku mau tanya sesuatu sama papa. Boleh gak?
Ayah      : apa, tanya apa sayang?
Janni      : ummn, gaji papa sehari berapa sih pa?
Ayah      : lho, kenapa kau kok tanya seperti itu?
Janni      : aku pengen tahu aja pa...
Ayah      : ohh, gaji papa sehari empat ratus ribu sayang emangnya kenapa sih?
Janni      : berarti papa kerja sehari berapa jam sih pa?
Ayah      : papa sehari kerja sepuluh jam sayang.
Janni      : berarti papa sejam dibayar berapa sih pa?
Ayah      : papa sehari dibayar empat ratus ribu, kalau sejam berarti empat puluh ribu. Memangnya kenapa sih?
Janni      : pa, papa ku boleh gak minta uang lima ribu, sekarang.
Ayah      : duh buat apa minta uang malam-malam?
Janni      : yah pokoknya minta uang ya pa lima ribu.
Ayah      : besok saja ya  sayang, bahkan papa bisa kasih lebih. Memangnya kamu mau beli  mainan apa sih?
Janni      : aku minta uangnya sekarang aja pa.
Ayah      : besok aja ya, papa capek baru pulang kerja.
Janni      : sekarang aja deh paaa..
Ayah      : papa bilang besok ya besok. Mendingan kamu tidur sana ke kamar ! (ayah meninggikan suara)
Janni langsung pergi ke kamar.

Scene 10
INT - kamar janni – malam
Talenta : Ayah + Janni
                Janni tidur tengkurap, menutup wajahnya. Ayah  datang ke kamar janni, mengelus punggung janni dan meminta maaf kepada Janni.
Ayah      : janni, maafin papa ya sayang, papa sudah marah-marahin kamu. Lagian kamu minta uang malam-malam. Besok papa mau belikan kamu mainan, memang kamu mau mainan apa sih sayang?
Janni      : aku minta uang lima ribu bukan untuk membeli mainan pa, tapi untuk membeli waktu papa supaya bisa bermain dengan aku setengah jam saja. Tadi kan papa bilang kalau papa kerja dibayar 40 ribu untuk satu jam. Trus aku punya lima belas ribu dari celengan aku. Jadi kurang lima ribu lagi untuk membeli waktu papa supaya bisa bermain dengan aku setengah jam saja.
Ayah      : maafin papa ya sayang ya.
Ayah memeluk janni.

Scene 11:
INT – kamar Janni – siang
Telenta: Ayah + ibu + janni
                Ayah dan Ibu bermain dengan Janni dan boneka-bonekanya. Ayah dan ibu menggerak-gerakkan boneka janni. Janni terlihat senang. Terlihat keakraban di keluarga ini. Slow motion Kemudian fade out muncul tittle DEMIKIANLAH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Fungsi Koordinator Akhwat (Korwat)

“Akhwatnya yang lain mana nih? Kok gak ada yang bersuara? Yang bicara dia-dia lagi...”   celetuk salah satu ikhwan (laki-laki) di sebuah forum. Ternyata kejadian ini juga bisa disalah pahami oleh beberapa orang. Awalnya saya juga berpikir untuk apa koordinator akhwat (perempuan) a.k.a korwat, kan sudah ada koordinator ikhwan? Bukankah dengan satu komando, sebuah koordinasi akan lebih mudah? Setelah mengamati dengan waktu yang cukup lama, jawabannya adalah karena akhwat/muslimah itu punya kekhasan tersendiri. Ada hal-hal yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh koordinator ikhwan. Karena keunikan itulah dibutuhkan seseorang, tentunya akhwat, yang mampu mengurusi berbagai hal terkait koordinasi internal dengan akhwat-akhwat lainnya dan sebagai perantara komunikasi dengan korwan. Tentu saja kita akan dihadapkan pada pertanyaan, lantas apakah fungsi korwat hanya tampak sebagai “penyampai pesan”? Tidak, bahkan sebenarnya fungsi korwat lebih dari itu. Dari buah pemikiran (tul