Langsung ke konten utama

Sifat Dasar Manusia

Tiga sifat dasar manusia :
1. Pentingnya merasa dirinya dipentingkan
    piramida kebutuhan Maslow :
    Umum--->khusus : sandang, keamanan, love and belonging, self esteem, self actualization
2. Orang lebih tertarik pada dirinya sendiri
- oleh karena itu, bicaralah lebih banyak tentang lawan bicara anda
- jangan pernah bicara tentang diri ana sendiri dan apa yang anda miliki, kecuali jika ditanya
- individu berkomunikasi dilandasi oleh faktor kepentingan
- sifat mementingkan diri sendiri dalam diri individu merupakan naluri bertahan hidup, sejak manusia     terlahir 
Lakukan pendekatan dan yang orang lain pikirkan dan inginkan : seperti berbicara mengenai kepemilikan : barang, gadget baru, pendapat, keluarga, atau kebutuhan
3. Hukum alam mengenai respon yang sama
Jika ingin disukai, anda harus memberikan kesan bahwa orang lain jauh lebih baik, jauh lebih penting daripada diri sendiri.
Intinya : jangan meremehkan orang lain.
Menunjukan sikap seolah anda lebih baik.
Membuat orang lain menjadi rendah diri atau bahkan iri adalah hal yang paling tidak produktif bagi terciptanya hubungan positif. 

Kebutuhan utama yang telah melekat pada sifat manusia adalah merasa diri penting, diakui, dan dihargai. (Thomas Dewey)

Merasa diri penting (self actualization) merupakan kebutuhan manusia paling kuat dan menetap.
Semakin anda dapat membuat seseorang merasa dirinya penting, semakin positif pula respon yang bersangkutan terhadap anda.
Maka setiap individu akan berusaha untuk mendapat perhatian orang lain dengan cara:
-memakai baju bermerk
-punya mobil mewah
-berprestasi
-sukses karier

Cara membuat orang lain merasa dirinya penting :
- Berikan pujian positif.
Karena pujian merupakan ungkapan penghargaan anda terhadap orang lain.
Pujian terhadap perilaku memberikan efek paling persuasif.
Pujian dalam bentuk ini akan memberikan efek sangat besar jika menggunakan dua tambahan.
- Sebut nama orang yang dipuji.
Karena orang yang bersangkutan akan lebih fokus terhadap anda dan akan lebih menyimak perkataan anda.
Supaya pujian tidak terkesan 3B (basa, basi, busuk) gunakan panggilan nama dan :
- Teknik apa dan mengapa.
Kekuatan pujian terletak pada kejujuran, pujian biasanya akan terdengan seperti basa basi oleh karena itu. Usahakan memberika penjelasan mengapa anda memuji.
- Pujian yang paling efektif adalah pujian yang kita tahu dari orang lain, itu akan terkesan lebih tulus.
Atau lakukan secara tatap muka langsung ketika anda sedang berdua. Karena jika memuji di depan banyak orang kesannya kurang baik atau ada kepentingan-kepentingan tertentu.

Jika anda menerima pujian:
-terimalah dengan tulus
-ucapkan terimakasih
-lakukan pujian balasan

Cara mendengarkan yang efektif :
"lawan bicara yang menarik adalah pribadi yang mau mendengarkan dengan seksama ketika orang lain bicara"

Cara untuk menjadi pendengar yang baik :
- jadilah pendengar aktif:
- tatap mata lawan bicara anda.
- perhatikan posisi badan (duduk/berdiri) ketika anda sedang mendengarkan
- gunakan kata-kata pendek pembangkit semangat (oh ya? Terus...dll)
- jangan menyela/memotong pembicaraan lawan bicara anda.

Cara mengucapkan terimakasih

Empat cara efektif untuk mengucapkan terimakasih :
-ucapkan dengan gamblang dan jelas.
-intonasi dan mimik tulus
-tatap dan sentuh lawan bicara anda (komunikasi terapeutik : komunikasi melalui sentuhan untuk kesehatan)
-sebut namanya
-kirim memo ucapan terimakasih

Cara mengingat nama orang

"penelitian menunjukan bahwa siapapun aka mendengarkan dengan lebih fokus, setelah nama mereka disebut"
Pada saat pertama kali bertemu, seringakali kita tidak bisa mengingat nama orang.
Ini terjadi karena sadar atau tidak sadar kita terlalu sibuk memikirkan kesan yang harus kita sampaikan ketimbang orang tersebut. Sehingga kita tidak menyimak ketika ia menyebutkan namanya.

-fokuslah pada saat berkenalan
-ulangi menyebut nama mereka
-lakukan pertukaran informasi seperti nomor telepon/kartu nama.

Cara menjadi lawan bicara yang baik :
"pembicaraan dinilai memiliki daya tarik jika mengenai hal-hal yang disenangi lawan bicara"
-beri kesan bahwa anda terhadap pembicaraan lawan bicara anda, bangkitkan semangatnya untuk tentang diri dan minatnya.
-hilangkan kata saya, diri saya, milik saya dari perbendaharaan kata dan gantilah dengan anda.
-ajukan semata-mata pertanyaan yang membuat mereka bisa berbicara tentang diri mereka sendiri.

Cara mengajukan pertanyaan yang baik :
Mengapa sebuah pembicaraan sulit dimulai atau dilanjutkan?
Penyebabnya bukan karena materi pembicaraan, tetapi lebih pada kesalahan dalam mengajukan pertanyaan.
Terdapat dua jenis pertanyaan : pertanyaan terbuka dan tertutup.
Pertanyaan tertutup : pertanyaan yang hanya memerlukan 1 atau 2 jawaban singkat.
Pertanyaan terbuka : pertanyaan yang menuntut penjelasan dan lebih mudah menciptakan keakraban
Diantara mereka yang terlibat dalam pembicaraan. Kesan yang disampaikan pun lebih berdaya tarik, dinamis, dan peduli.

Cara membuat orang lain merasa positif terhadap diri anda:
Prof Ruth Campbell, University College London
Menemukan apa yang disebut dengan "syaraf cermin" dalam otak.
Syaraf ini menstimuli bagian yang mengenali kembali wajah-wajah dan ekspresinya dan langsung memberikan reaksi cermin.
Dengan kata lain sadar atau tidak, secara otomatis kita akan meniru ekspresi wajah orang yang menjadi lawan bicara kita.

Pada saat bicara dengan orang lain jangan sekali-kali mengernyitkan kening, menaikkan alis sebelah, menguap, dan lain-lain.
Ekspresi negatif ini akan memberikan kesan bahwa anda :
-tidak menyukai pembicaraan atau lawan bicara anda
-meremehkan lawan bicara anda dengan arti bhwa anda bisa lebih hebat dibanding lawan bicara anda.

Oleh karena itu :
Tersenyumlah.
Ingat hukum sebab akibat/syaraf cermin
"ketika tersenyum, 90% akan membalas senyuman anda, dan perasaan positif akan tercipta di antara kedua belah pihak.

Cara berbicara dengan kaum pria:
-sampaikan pesan anda satu demi satu.
Karena otak pria lebih tersekat-sekat dengan fungsi yang independen pada masing-masing sekat.

-beri giliran pria untuk berbicara
Otak pria sudah terpola untuk hanya berbicara atau hanya mendengarkan saja.
Sebagian pria tidak bisa melakukan keduanya secara bersamaan.

-tunjukan satu ekspresi wajah ketika mendengarkan

-berikan fakta dan informasi
Otak pria diatur untuk mencari hubungan pada setiap objek-objek yang ada.
Oleh karena itu jangan mengutarakan sesuatu yang bersifat emosional dan tidak rasional.

-libatkan diri dalam pembicaraan
Tidak usah menunggu diberi giliran bicara. Karena otak wanita dipola untuk berbicara dan mendengarkan secara satu waktu.
Jika anda tidak aktif dalam pembicaraan makan akan dianggap :
A.tidak kritis
B.kurang kemauan
C.tidak kritis

-ubahlah ekspresi anda ketika mendengarkan.
Tirulah ekspresi dan gerakan saat sedang berbicara karena akan menimbulkan kesan lebih akran

-berikan keterangan yang bersifat pribadi dan libatkan diri dalam emosinya.
Otak wanita diatur untuk bisa membaca emosi dan terpola untuk menilai hubungan antar manusia.


Cara berbicara dengan kaum perempuan :
-gunakan kalimat tidak langsung
Berbicara dengan pria, umumnya wanita menggunakan kalimat lebih panjang yang menyiratkan tentang perasaan dan berbagai hal,
Oleh karena itu jangan langsung "to do point". Sebaiknya tunjukkan sikap lebih bersahabat, santai dan setuju.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Fungsi Koordinator Akhwat (Korwat)

“Akhwatnya yang lain mana nih? Kok gak ada yang bersuara? Yang bicara dia-dia lagi...”   celetuk salah satu ikhwan (laki-laki) di sebuah forum. Ternyata kejadian ini juga bisa disalah pahami oleh beberapa orang. Awalnya saya juga berpikir untuk apa koordinator akhwat (perempuan) a.k.a korwat, kan sudah ada koordinator ikhwan? Bukankah dengan satu komando, sebuah koordinasi akan lebih mudah? Setelah mengamati dengan waktu yang cukup lama, jawabannya adalah karena akhwat/muslimah itu punya kekhasan tersendiri. Ada hal-hal yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh koordinator ikhwan. Karena keunikan itulah dibutuhkan seseorang, tentunya akhwat, yang mampu mengurusi berbagai hal terkait koordinasi internal dengan akhwat-akhwat lainnya dan sebagai perantara komunikasi dengan korwan. Tentu saja kita akan dihadapkan pada pertanyaan, lantas apakah fungsi korwat hanya tampak sebagai “penyampai pesan”? Tidak, bahkan sebenarnya fungsi korwat lebih dari itu. Dari buah pemikiran (tul