Langsung ke konten utama

The Farmer and his Goose

Have we done every single activity with effectiveness act?

Well, I just read a book, and find a fable story. I think this is very inspired story. Hope you enjoy this story.

                This fable is the story about a poor farmer who one day discovered the nest of his pet goose a glittering golden egg. At first, he thinks it must be some kind of trick. But as he starts to throw the egg aside, he has second thoughts and takes it in to be appraised instead.
                The egg is pure gold! The farmer can’t believe his good fortune. He becomes even more incredulous the following day when the experience is repeated. Day after day, he awakens to rush the nest and find another golden egg. He becomes fabulously wealthy; it all seems too good to be true.
                But with his increasing wealth comes greed and impatience. Unable to wait day after day for the golden egg, the farmer decides he will kill the goose and get them all at once. But when he opens the goose, he finds it empty. There are no golden eggs, and now there is no way to get any more. The farmer has destroyed the goose produced them.

This story told us about the basic definition of effectiveness. Most people see effectiveness from the golden egg paradigm: the more you produce, the more you do, the more effective you are. Heyyy ! but as the story shows, true effectiveness is a function of two things: what produce (the golden eggs) and the traducing asset to produce (the goose).

If you adopt a pattern of life that focuses on golden eggs and neglects the goose, you will soon be without the asset that produces golden eggs. On the other hand, if you only take care of the goose with no aim toward the golden eggs, you soon won’t have wherewithal to feed yourself or the goose.
So, take care your assets then it will bring you to effectiveness.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

takut ._____.

Akhir-akhir ini merasa aneh... Diperlakukan seperti perempuan (normal) Jadi agak kikuk, juga takut. Perempuan yang biasanya diminta untuk melindungi, Menjaga yang lainnya. Sekarang justru kebalikannya, dilindungi, dijaga. Apa-apa biasanya sendiri. Sekarang-sekarang dibantu, ditemani. Mereka baik...sungguh Takut...berada dalam zona nyaman Takut...merasa aman Takut...melemah Takut...terbiasa

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y...

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...