Langsung ke konten utama

Jaga Jarak

Ada hal yang gak bisa dijelaskan dari diri perempuan, apalagi kalau soal emosi.
Sebagai perempuan saya juga bingung, sedang dilanda apa ini, yang jelas emosi kacau.
Labil! Bawaannya marah-marah terus (so devil), tapi gak tahu karena apa?
Katanya sih perempuan kalau lagi PMS emang gitu. Masa iya? Agak gak percaya juga.
Moodnya berubah-ubah.
Bikin desain rasanya gak ada yang cocok.
Bikin tulisan yang jadi malah coret-coretan benang kusut.
Baca buku, mata malah jadi semrawut.
Maunya gak mau melakukan sesuatu yang berat.
Biasanya kalau suasana hati lagi gak bagus solusinya : Tidur !
Tapi mau sampai berapa jam tidur terus, gak guna banget dah aktivitasnya.
Ketemu orang, rasanya males,
Apalagi kalau ada yang bikin kesel, maunya gigit itu orang (astagfirullah)
Hummpph.. mendingan kalau pas begini jauh-jauh dari saya, jaga jarak, biar sama-sama aman. Siapa pun itu.
Pas masa-masa begini, rasanya otak di luar kendali.
Mohon maaf ya, siapa pun itu, yang secara gak sadar bisa tersakiti kalau saya lagi begini.
Sekali lagi, lebih baik jaga jarak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

takut ._____.

Akhir-akhir ini merasa aneh... Diperlakukan seperti perempuan (normal) Jadi agak kikuk, juga takut. Perempuan yang biasanya diminta untuk melindungi, Menjaga yang lainnya. Sekarang justru kebalikannya, dilindungi, dijaga. Apa-apa biasanya sendiri. Sekarang-sekarang dibantu, ditemani. Mereka baik...sungguh Takut...berada dalam zona nyaman Takut...merasa aman Takut...melemah Takut...terbiasa

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y...

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...