Langsung ke konten utama

Tentang Keluh dan Kesah

Ada artikel menarik jadi majalah Ummi tentang sesuatu yang acap kali kita lakukan: MENGELUH. Walaupun artikel ini dari terbitan tahun 2007, tapi  ilmunya bagus untuk kita simak. Here they are, check this out guys.

Keluh dan kesah, dua hal ini dekat sekali dengan lisan kita. Memang tabiat ini sudah ada pada manusia sejak masa kehadirannya. “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia teramat kikir.” (Q.S Al Maarij : 19-21)

Meskipun keluh kesah adalah sunatullah, konteks penggunaannya bisa dalam alasan dan wujud yang beragam. Ada orang yang berkeluh kesah demi melegakan gundah hatinya. Ada orang berkeluh kesah untuk mencari pembenaran atas ketidakberdayaan dirinya sendiri dalam menghadapi masalah. Ada yang berkeluh kesah demi mendapatkan empati, simpati, dan pertolongan orang lain. Namun ada juga yang berkeluh kesah demi mengadukan kesulitannya pada pemilik segala urusan, Allah SWT dan berharap dibukakan pintu solusi bagi masalahnya. (nah, coba diperiksa lagi keluhan kita termasuk yang mana yah?)

Keluh kesah yang berujung semata-mata pada tiga alasan pertama, sesungguhnya hanya menguatkan konteks kelemahan nafsu dan iman manusia. Tak heran Allah mengaitkan keluh kesahnya disaat kesulitan dengan kekikiran disaat lapang. Namun mereka yang kuat kendali nafsu dan pijakan imannya, bisa terlepas dari konteks lemah ini dan menggantinya dengan keindahan akhlak yang menakjubkan: apabila tertimpa musibah ia bersabar, dan disaat mendapat kesenangan ia bersyukur.

Keluh kesah seorang mukmin tidak terlarang, sebagaimana ditanya oleh seorang sahabat yang tengah sakit panas. Bolehkah aku mengadu h dan megeluhkan sakitku ini ya Rasulullah? Rasulullah yang memahami betapa beratnya rasa sakit sahabat menjawab, boleh, asalkan keluhmu bukan untuk menghujat Allah atas takdir (sakit)mu.

Kalaupun kita terlanjur terbiasa menyampaikan keluh kesah hanya sekedar berkeluh kesah, berarti saatnya kita bebenah dan menata kembali keluh dan kesah kita. Mudah-mudahan Allah merahmati kita dan memberi jalan keluar dari banyak pintu yang tak kita duga sebelumnya. (Aamiin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Husnuzhan

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu menggunjing sebagian yang lain. apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kamu merasa jijik. dan bertakwalah kamu kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat : 12) jleeebbb.. baca ayat ini rasanya jleb banget. semakin dibaca semakin ngerasa jleb! #istigfar banyak-banyak mungkin diri ini kerap kali lalai terhadap prasangka, lebih mendahulukan prasangka buruk (suudzhan) dibanding prasangka baik (husnuzhan). padahal diri ini bukan apa-apa, pengetahuan pun hanya secuil. tak sadar ada angkuh yang menyusup, merasa diri sudah benar. lebih bangga kalau tahu kesalahan orang lain, dikorek lebih dalam. berpuas diri ketika dapat menjatuhkan yang lain. padahal diri ini sering lupa, kesalahan diri sendiri...

Lelah ?

Lelah dan jenuh, padahal itu sebuah siklus, lalui saja. terdengar mudah. kadang saat-saat lelah mendera, keluh memaksa untuk berteriak lepas. tapi, justru kadang saya merasa malu,  malu untuk merasa lelah, malu untuk cepat menyerah.

Sebuah Nasihat yang (Tidak) Perlu Dimasukkan ke Hati

Jarang-jarang temanku berpendapat sebegini panjangnya. "Ning, selama berhubungan dengan manusia; ketulusan itu utopis banget. Apalagi zaman sekarang. Naif namanya kamu percaya dengan hal itu. Nih ya, mungkin kamu engga sadar; sebenernya orang-orang yang memberi kebaikan mereka ke kamu diam-diam mereka sedang menganggapmu seperti celengan. Suatu saat mereka pasti akan meminta kembali kebaikan itu darimu dalam bentuk yang lain. Lalu ketika kamu tidak bisa atau memilih untuk tidak ingin mengembalikan itu; mereka mulai mengungkit-ungkit aset apa yang sudah ditanamkannya  kepadamu. Kemudian dengan bias, kamu dianggap tidak sadar diri, tidak tahu balas budi, tidak tahu caranya bersyukur pada mereka. See??? Waspada saja kalau banyak orang baik yang terlalu baik disekitarmu, ingat ya; di dunia ini tuh gak ada yang mananya gratisan. Jangan percaya, bohong! Mungkin mulanya kamu sulit melihat ujungnya, tapi pasti ada yang tersembunyi dibalik itu. Terserah sih ma...