Langsung ke konten utama

Selamat Anda LOLOS!

“Terima kasih atas partisipasi anda dalam mengikuti call for research. Selamat anda LOLOS menjadi salah satu dari 10 finalis dalam kompetisi ini. Dengan demikian, kelompok dapat lanjut ke tahap penelitian dan presentasi di jogja....”

Pukul setengah sepuluh malam, sms itu kuterima dari panitia riset. Tak percaya, kucoba membaca kembali, memperhatikan penuh sms itu. Takutnya sms tersebut salah alamat, atau aku yang memang sedang berhalusinasi. Oh ternyata tidak! Sms itu benar adanya. Subhanallah walhamdulillah wallahu akbar! Sama sekali tak terpikir olehku bahwa proposal penelitian kelompokku akan diterima. Pasalnya, proposal itu menurutku jauh dari sempurna.

Pertama, dua rekanku sudah mengerjakan bagian bab 1, tapi bab 2 dan bab 3 sebagai kelengkapan proposal itu baru kukerjakan mulai jam delapan malam dihari terakhir batas pengumpulan,  dan kukirim jam sepuluh malam. Benar-benar procrastinator. Jujur saat itu aku sedang tidak mood mengerjakan tugas-tugas, kuliah dan organisasi sedang lesu-lesunya kuhadapi, mungkin sebut saja itu masa lost passion. Tapi aku tak mau membuat dua rekanku yang diangkatan 2011 dan 2012 kecewa. Maka kupaksakan diri ini melawan rasa malas yang menggerayangi. Akhirnya update status untuk sekedar melampiaskan perasaan bad mood. “under pressure”, “selesaikan masalah tanpa masalah sebelum tengah malam...” iya karena kalau proposal itu tidak kukirim sebelum tengah malam, pasti akan ada masalah baru yang muncul. Hahaha lucunya ada adik kelasku di FARIS yang komentar “alangkah lebih baik kalau statusnya mengajak orang kepada kebaikan...blablabla...” ya memang sih, kuakui status seperti ini gak penting banget. Tapi aku kan juga bukan malaikat yang melulu harus berstatus baik, tapi aslinya keadaan diri jauh dari baik. Ah kalau seperti itu justru membuatku merasa menjadi orang munafik.

Kedua, karena isi proposal itu menurutku masih banyak kekurangan. Setelah kuperiksa lagi, ternyata aku lupa mencantumkan subjek penelitiannya secara spesifik. Dan yang ketiga, urusan administrasi kelengkapan dokumen. Salah satu rekanku belum memiliki KTM, karena dia angkatan 2012 dan KTMnya masih diurus oleh pihak rektorat. Rekanku yang satu lagi belum mengirimkan pas foto. Padahal dua hal itu persyaratan penting. Akhirnya kubilang sejujurnya pada panitia tentang KTM dan sebagai penggantinya kuminta surat keterangan dari jurusan saja. Balasan dari panitia cukup lama. Message kukirim hari selasa dan baru dibalasnya hari jumat, sedangkan sabtu batas terakhir pengumpulan administrasi. Sulit untuk mengurus surat di jurusan dalam waktu sehari, kemungkinannya kecil sehari jadi. Akhirnya dapat bantuan dari Rayhana, anak yang satu ini luar biasa sekali kalau soal begini.

Dan masalah pun terselesaikan. Aku tak terlalu berharap pada kompetisi ini berdasarkan pada hal-hal yang telah dipaparkan di atas. Kalau diterima Alhamdulillah, kalau belum yasudah. Yang penting kewajibanku untuk mengirim proposal itu sudah kutunaikan. Hehe, karena yang sudah-sudah kalau berharap terlalu banyak, apalagi kalau mengerjakan proposalnya dengan serius dan sepenuh hati, tapi ditolak, justru rasanya sedih. Jadi untuk kali ini nyelow saja. 60%nya untuk harapan, dan 40%nya untuk lapang dada siap sedia agar tidak merasa kecewa apabila proposal tidak diterima. Bahkan sampai-sampai aku lupa hari pengumumannya. Maka dari itu aku surprised saat tahu proposal kami lolos.

Hari seninnya menghadap Bu Dinda, kepala jurusanku. Aku berharap beliau bisa menjadi dosen pendamping kami. Namun beliau belum bisa, aku paham. Beliau memang sibuk, disamping mengajar, beliau juga masih kuliah S3 dan juga sedang menjadi dosen pembimbing kelompok riset PEKOM UI leo, ray, dan anas. Kasihan juga sih kalau ditambah aku, nanti beliau kewalahan. Beliau mengusulkan Ibu Dekan yang menjadi dosen pendamping kami, ohhh.. tidak terima kasih. Kalau dengan Ibu Dekan aku sudah bisa menduga bagaimana kelanjutan hari-hari kelompok kami selama menjalani riset, horor!

Kemudian aku coba menghubungi bu Wahyu, dan Alhamdulillah-nya beliau mau jadi dosen pendamping kelompok riset ini. Sumringah sekali. Mudah-mudahan ke depannya lancar. Walaupun passion-ku masih terseok-seok, bagaimana pun caranya passion ini harus kembali, biar tak menjalani semuanya dengan setengah-setengah. Baiklah, selamat datang tempat tujuan baru: JOGJA! (kata ray, kalau lagi riset pikirkan yang senang-senangnya saja :D biar tidak stress) Bismillah..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Fungsi Koordinator Akhwat (Korwat)

“Akhwatnya yang lain mana nih? Kok gak ada yang bersuara? Yang bicara dia-dia lagi...”   celetuk salah satu ikhwan (laki-laki) di sebuah forum. Ternyata kejadian ini juga bisa disalah pahami oleh beberapa orang. Awalnya saya juga berpikir untuk apa koordinator akhwat (perempuan) a.k.a korwat, kan sudah ada koordinator ikhwan? Bukankah dengan satu komando, sebuah koordinasi akan lebih mudah? Setelah mengamati dengan waktu yang cukup lama, jawabannya adalah karena akhwat/muslimah itu punya kekhasan tersendiri. Ada hal-hal yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh koordinator ikhwan. Karena keunikan itulah dibutuhkan seseorang, tentunya akhwat, yang mampu mengurusi berbagai hal terkait koordinasi internal dengan akhwat-akhwat lainnya dan sebagai perantara komunikasi dengan korwan. Tentu saja kita akan dihadapkan pada pertanyaan, lantas apakah fungsi korwat hanya tampak sebagai “penyampai pesan”? Tidak, bahkan sebenarnya fungsi korwat lebih dari itu. Dari buah pemikiran (tul