Langsung ke konten utama

Tidur

Tidur

Padatnya agenda dua minggu terakhir ini jadi bikin kurang tidur. Paling sempet-sempetnya tidur itu 3 sampai 4 jam. Mau hibernasi? Boro-boro. Pas hari sabtu setelah ashar sampai-sampai ketiduran di masjid, pules banget dengan gaya tidur anak kucing. Tidur beberapa menit dan terbangun karena suara-suara yang sepertinya lagi ngomongin diriku. Teman seorganisasiku bilang, “tuh, kasian banget temanmu. Sampai segitunya.” Teman sekelasku yang kebetulan lagi ada di sana bilang, “ahahaha... iya.. dasar yun, yun. Haha.” Jadi malu >.< ngumpulin nyawa lagi dan bangun hadapi dunia nyata.

Dan hari minggunya dilanjut ada agenda juga. Gak punya libur euuy. Hari seninnya ada agenda lagi, dan ada ujian utama juga. Ga sempet belajar bro! Dari minggu malam sampai senin pagi ngerjain draft operasional PP+power point presentasinya. Dan bawa buku-buku materi ujian ke agenda musyawarah kerja organisasi. Bisa belajar? Enggak. Gak fokus sama sekali sama materi ujiannya. Yasudah, dengan nama Allah, hadapi saja. Tiba juga jamnya ujian. Masuk ke ruang ujian, ngebulet-buletin, dan 15 menit baca sekaligus mengamati soal, datanglah kantuk menyerang. Baru pertama kalinya seumur-umur ngerjain soal ujian antara sadar dan gak sadar. Kepala sudah naik turun naik turun, kelopak mata sudah buka tutup dan pensil hampir lepas dari genggaman. Masih berusaha untuk melek. Tiga puluh menit kemudian, si rayhana udah kelar ngerjain soal, trus dia tidur di ruang ujian -____-“ hadeeh ni bocah. Teman belakang bangkuku juga udahan. Duuuuaaaakk! Aku baru menyelesaikan setengah dari 80 soal. Pas bel bunyi, masih ada 3 soal yang belum dijawab, yasudah diisi aja, barangkali jawabannya bener :P

Setelah keluar ruang ujian aku tanya ray, “ray kok cepet banget, yang tadi itu soalnya gampang-gampang emangnya ray?” dia jawab,”hahaha.. yaelah yun, kalau gue gak tahu jawabannya mah gak tahu ajah. Mau sampe akhir gue pikirin kalau gue gak tahu mau diapain, yang penting gue isi. Haha.” Wooow ni anak emang super unik. Jadi tadi dia tidur lebih karena gak tahu jawabnnya dan gak mau ambil pusing -___-“ entah ini harus dibilang keren atau parah. Hahaha...

Setelah itu ketemu comeete GH, diskusi sebentar untuk acara meet up, dan abis maghrib langsung caw ke masjid Daarul Ilmi untuk i’tikaf. Dan besoknya lanjutin muker lagi. Titik puncaknya jam setengah tiga sore, terkapar di sekret. Tidur sepules-pulesnya. Seingatku sebelum tidur yang ada di samping kiri itu akhwat angkatan 2012, bangun-bangun sudah berganti jadi sugi. Gak tahu itu tidur berapa lama.

Malamnya dapat sms dari kakak senior SMA, diminta untuk bantu-bantu acara sanlat karena sedang kekurangan SDM. Yang terbaca olehku acaranya tanggal 3 Agustus, dan besok itu brifing jam 10. Karena memang tanggal 31 Juli lagi free jadi aku bilang iya aku insya Allah bisa ikut brifing. Pas tanggal 31nya, aku telat karena ngerjain kerjaan rumah dulu dan abang angkotnya yang ngetem lumayan lama. Jadi tiba disana jam 10.30an.

Dateng-dateng, kakaknya langsung ngasih hardcopy materi trus bilang : nanti kita mulai dari jam 11-dzuhur ya. Ini materinya buat acuan aja, kalau mau diselingi sama games atau kegiatan gapapa, terserah kalian dibikin seru aja.
Aku ngangguk-ngangguk aja, sambil baca materinya.
“yuk, udah jam sebelas kurang lima belas nih. Siap-siap ya, kita ke ruangan sana” komando si kakak.
“aaaaaahhh? Ke ruangan? Ngapain kak?”
“ya ngisi ini.”
Tepok jidat! “ya Allah kakak, aku kira tanggal 3. Ternyata sekarang toh?”
“iya, kan aku smsnya tanggal 31. Tapi kamu bisa kan sekarang? Atau kamu buru-buru ada kegiatan lain?”
“eeee... engga kok kak, lagi free sih. Hehe kaget aja. Kayaknya yang aku baca tanggal 3.”
Dalam hati: parah banget yuning, parah banget ngaconya. Apa jadinya coba kalau hari ini ga dateng brifing yang ternyata juga sekaligus hari ini acaranya. Cuma sempet baca materi 15 menit dan harus menyampaikannya selama 1 jam... okeeeee hadapi aja. Semangat, bismillah!

Pas masuk ke ruangan, woooooww kurang lebih megang 20 orang~ deg-degan sebenernya karena ini persiapannya asli singkat banget. Mudah-mudahan mereka mengerti sama materi yang disampaikan.. aamiin.

#Marathon agenda
#Emosi di wajah itu bisa disembunyikan, tapi tidak dengan rasa kantuk. Dia selalu muncul secara alami.
#Kayaknya perlu banget bawa bantal atau sleeping bag kemana-mana. Hahahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

takut ._____.

Akhir-akhir ini merasa aneh... Diperlakukan seperti perempuan (normal) Jadi agak kikuk, juga takut. Perempuan yang biasanya diminta untuk melindungi, Menjaga yang lainnya. Sekarang justru kebalikannya, dilindungi, dijaga. Apa-apa biasanya sendiri. Sekarang-sekarang dibantu, ditemani. Mereka baik...sungguh Takut...berada dalam zona nyaman Takut...merasa aman Takut...melemah Takut...terbiasa

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y...

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...