Langsung ke konten utama

Kerusuhan Yang Lain

Masih ingat cerita tentang ulah rusuhku di FARIS?
Dan hari ini lagi-lagi aku bikin ulah..
Oke, aku gak bikin listrik mati kok pas seminar, gak bikin printer mledug juga, atau bikin anak orang ikutan nyasar.. tapi yang ini juga bisa dibilang fatal dan mubazir, hmmph parah dah.
Aku dan ovie bantu-bantu tim HPD untuk mencetak sertifikat. Awalnya pas di cek biasa saja, nama pesertanya benar. Setelah sholat ashar ada yang bilang padaku, “udah tahu belum? Sertifikatnya salah cetak...”
Aaaahh? Ala mak jang! Yang bener?? Dan ternyata beneran. Syok dan agak ngerasa bersalah sih...
Yaampun padahal udah tenang-tenang dikit lagi kelar.. padahal itu kami cek beberapa kali, tapi gak ada yang sadar kalau ternyata salah cetak dari awal.. crowded!untung ada yang mengingatkan, gak tahu deh apa jadinya kalau sertifikat salah cetak itu sampai nyebar ke peserta.
Hhe, ternyata kalimat ini ada benarnya juga : kita sering dikelabui oleh indra kita sendiri, apa yang kita anggap benar belum tentu benar yang sesungguhnya.
Sertifikat yang harusnya dicetak untuk peserta malah yang tercetak sertifikat sebagai pembicara. Bukan cuma satu dua, tapi enam puluh lembar!
Harusnya sertifikat bisa selesai tepat waktu, tapi apa daya jadi terlambat gara-gara human error  tadi. Waktu peserta mau ambil sertifikat tapi yang belum ada namanya aku bilang saja, “maaf ya mbak, bagi yang namanya belum ada harap menunggu sebentar, masih dicetak. Tapi kalau mbaknya lagi buru-buru, besok bisa diambil pas ifthor di D atau di E.”
“emang nyetaknya dimana mbak? Lama gak? Berapa lama?”
“ehmmmm... ada deh. Sebentar lagi juga selesai..” jawabku sambil senyum-senyum aja.
Astagfirullah... ulah di awal tahun kepengurusan yang baru.. hahaha
Maafin yak, niatnya membantu tapi malah sedikit bikin rusuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

takut ._____.

Akhir-akhir ini merasa aneh... Diperlakukan seperti perempuan (normal) Jadi agak kikuk, juga takut. Perempuan yang biasanya diminta untuk melindungi, Menjaga yang lainnya. Sekarang justru kebalikannya, dilindungi, dijaga. Apa-apa biasanya sendiri. Sekarang-sekarang dibantu, ditemani. Mereka baik...sungguh Takut...berada dalam zona nyaman Takut...merasa aman Takut...melemah Takut...terbiasa

This Is Not My Passion

Disemester ini, semester enam, rasanya seperti kehilangan semangat. Lost my passion. Malas banget. Kuliah rasanya gak nyaman. Dateng sih dateng. Raganya ada, tapi pikirannya gak tahu kemana. Parah banget ya. Gak cuma kuliah, organisasi pun juga lagi malas. Minggu-minggu ini cuma jadi pengamat aja. Dan hari ini ada setumpuk agenda, tapi akhirnya kuputuskan dirumah saja. Alias bolos. Gak kuliah, gak datang tahsin, dan gak datang kajian. Yaampun, devil sedang berjaya nih. Kuliah rasanya begitu-gitu doang. Dari semester ke semester dosennya itu-itu lagi, dengan cara mengajar yang gitu lagi gitu lagi. Ada sih dosen yang ajib, kalau beliau ngajar gak sekedar transfer ilmu, tapi transfer emosi juga. Kita diajak diskusi. Diajak mikir beneran mikir. Kalau kami salah, dikasih tahu yang benar. Bukan tipe dosen yang bisanya cuma menghakimi. Walaupun mata kuliah yang beliau ajar termasuk yang sulit dipahami, tapi ngajarnya enak. Aku pribadi enjoy, gak males-malesan masuk ke kelas beliau. Y...

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selaman...