Langsung ke konten utama

Muktamar XII

Muktamar UKM Fajrul Islam XII tiba dipenghujung acara, dimana sehari sebelumnya hingga hari ini telah banyak hal yang dibahas, bersitegang, berbeda pemahaman, perdebatan-perdebatan kecil, dan bumbu-bumbu lainnya untuk sebuah mufakat dalam musyawarah muktamar ini. Pada detik-detik menegangkan, akhirnya ditetapkanlah nama Muhammad Fikri Amirullah sebagai pucuk pimpinan yang akan melanjutkan estafet dakwah di kampus Gunadarma tercinta.
Entah apa yang dirasakan, butir-butir air mata jatuh begitu saja dari pemimpin baru kami periode 2013-2014.

Dan inilah sepatah kata pesan kak Yahya, Ketua periode 2012-2013, “karena Jalan ini ke depannya mungkin akan ada kerikil-kerikil kecil, yang apabila diinjak akan terasa menyakitkan...maka tetaplah dalam kebersamaan untuk saling menguatkan..”

Selanjutnya tiba giliran Kak Agung, ketua periode 2011-2012 bicara. Beliau memanggil ketua, dan mantan ketua-ketua Fajrul Islam yang hadir pada saat muktamar untuk duduk di sampingnya, dihadapan kami, peserta muktamar.
“pada hari ini, orang-orang yang ada dihadapan antum semua bukanlah orang yang paling sholeh diantara antum! Bukanlah orang yang terbaik diantara antum semua! Mereka bukanlah malaikat. Maka jika ada kelalaian dari orang yang antum pilih sebagai pemimpin antum, luruskanlah... selama pemimpin antum masih mentaati Allah dan rasulNya, maka kewajiban kita adalah mentaatinya, mendukungnya....”
Jleeeebb! Satu persatu peserta terisak. Meluapkan berbagai rasa dalam air mata.
Sebelum penutupan, ada sesi penyerahan kenang-kenangan untuk kakak pengurus angkatan 2009. Ada beragam ekspresi haru, juga banyak kata yang tak semuanya mampu diucapkan, namun terselip lewat dekapan-dekapan hangat ukhuwah.
Saat itu, menangis bukan berarti lemah. Tapi melembutkan hati yang selama ini mungkin mengeras
karena khilaf dan dosa.
Saat itu, menangis bukan hanya milik perempuan, tapi milik semua orang termasuk mereka, laki-laki yang biasanya terlihat lebih tegar.

Teruntuk kakak 2009, sejujurnya berat hati kami melepas kalian, inginnya kami lebih lama lagi belajar dari kalian, jadi tetaplah bimbing kami.
Kak Dinda, ketua PP, semoga kami, akhwatnya bisa meneladani ketegasan dan kejernihan pikiran darimu.
Kak Nadia yang gak pernah bosan-bosannya memberi pesan : sabar, mungkin kita yang harus banyak ngalah, coba pahami lagi mungkin mereka belum mengerti.
Kak Yuli, yang dalam sehari bisa lebih memikirkan Islam, memikirkan faris, dan memikirkan kami lebih daripada ia memikirkan dirinya.
Kak Acil dan Kak Tika, yang pembawaannya childdish, senang bercerita, selalu jadi penyemangat disaat-saat kami lelah.
Kak Mar dan Kak Sundari, terimakasih untuk setiap masukan-masukan dan celotehannya yang menghibur hati.

Juga untuk Kak Yahya, ketua Faris periode 12-13, yang selalu kepo abis kalau ada anak buahnya yang minta izin gak ikut suatu kegiatan faris. Yang juga sabar banget orangnya. Selalu ngasih motivasi dan percaya kami bisa. Semoga bendera Faris bisa berkibar di tanah tertinggi pulau jawa, Mahameru.
Kak Fahmi, pak kepala keluarga Sekjend, yang sangat-sangat demokratis pembawaannya dalam memimpin subsistem dari keluarga besar Faris, yang setiap syuro itu isinya forsil dan makan-makan :D (dan itu menyenangkan), yang sabar mendengarkan kritik dan masukan dari anggota-anggota keluarga yang pada bawel, suka gak akur, suka hilang-hilangan, juga suka bikin rusuh..
Kak tyo, kakak paling heboh dan paling kocak kalau udah panik. Thanks ya bimbingannya selama 1 tahun di sekjend 11-12. Afwan ya kalau sering debat sama kakak. Ahaha seneng deh sekarang kakak banyak perubahan dari yang dulunya keras kepala sekarang jadi lebih terbuka.
Kak Heru, yang tampangnya datar abis, orangnya simpel dan kalau udah marah itu galak. Tapi hebatnya selalu cepat tanggap.
Kak Ben, yang selalu murah senyum dan oke banget tilawah Qur’annya. Semoga menginspirasi kami untuk terus memperbaiki bacaan Qur’an.
Untuk kak Aulia Rahman juga terimakasih.

Juga untuk kakak-kakak 2009 di kalimalang, kak wahab, kak restika, kak wulan, kak dessy, kak saifur.. terimakasih, senang bisa kenal kalian. Semoga dakwah Islam di kalimalang lebih hidup dengan bimbingan kakak semua walaupun mungkin nantinya secara struktural akan beregenerasi.

Untuk angkatan 2010, Hikmah, Barakallah kepada akhina Fikri. Semoga cita-cita besar Fajrul Islam dan cita-cita fikri, yaitu kebangkitan Islam bisa diraih dalam doa dan ikhtiar-ikhtiar keluarga Faris yang kini fikri nahkodai. Semoga bisa jadi pemimpin yang bisa didengarkan dan ditaati oleh orang-orang yang fikri pimpin. Semoga kami juga bisa menjadi jundi yang baik. Teruntuk sugi, rani, ditya, umi, endah, linda, ririn, nova, novi, karimah, aqilah, ajeng, vivi semoga Allah meneguhkan hati-hati kita dan memampukan kita dalam keistiqamahan (salam 5 ikatan ukhuwah ya :D).
Juga untuk ikhwannya yusuf (kalau ada tugas jangan di oper mulu yee :P), anshari (damai deh ya ^^V), ricky (cemungutt eaa), mas edi (jangan galak-galak), miftah (biar jadi wakil bem, pokoknya tetep harus jadi bagian dari keluarga faris juga, wajib. Masih banyak nih PR teknologi yang belum kita kembangin), agya (ganbatte kudasai!), rudy (tetep kontribusi ya semampunya, sekecil apapun gak masalah, minimal seminggu sekali ngajar TPA bisa kali ya rud?), malik, rauf, erik, ahmad UC, juga lukman dan febri (udah lama ga ada kabar, masih semangat kan?) salam ukhuwah. 
shinta, manda, ami, nisa, tuti, nika, santoso, indra, arif, taufik, dede, punto, ikhwan dan akhwat 2010 lainnya yang tanpa mengurangi rasa hormat belum bisa saya sebutkan satu persatu, kalian adalah nafas-nafas baru yang selalu kami nantikan kehadiran dan kontribusinya dalam syiar Islam.

Untuk ikhwah 2010 di kalimalang, salemba, dan lainnya: diah (do not feel alone, semangat!), handoko (alarm SWI ‘boy ayo boy’ dan kata ‘fokus fokus fokus’ yg tak terlupakan, jikalau nanti bem yang menjadi prioritas, tetap jadi anggota keluarga faris ya. No excuse.) fahrudin, zulfindra, fikri,dan lainnya yang karena kekurang tahuan belum bisa disebutkan satu per satu, bagaimana kabarnya?

Serta teruntuk ikhwah 2011, Gloris : amel, ranna, astuti, sheila, yuni, anne, tri, fani, ulfah, danuk, iffah, ovi, andra, putri, neti, jumi, aisyah, sifa, tiva, rifka, ade, devvy, adhan, agung, indra, huda, fajar, hasril, dino, reza, fendi, yusron, apri, dan yang lainnya; kalian itu unik-unik. Kalau 2010nya belum bisa terlalu membimbing, jadikanlah teman sharing ya. Pada dasarnya kita itu sama, yang membedakan hanyalah pengalaman. Maka tak perlu sungkan, ketika saudaranya yang lebih tua khilaf, tolong ingatkan dengan hikmah dan cara yang baik. Ayo saling membantu, dan mendukung untuk kemajuan Islam.
Juga ikhwah 2011 di kalimalang, nunik, ila, kartika, ajeng, mentari, sopy, masroyani, wanda, naimah, safana, fairuz, akhwat dan ikhwan lainnya, senang bisa kenal kalian.
Dan juga devi, salam kangen untukmu ukhti.

Dan untuk angkatan 2012 yang tersebar diberbagai kampus, Famous: selamat datang, selamat bergabung dengan keluarga besar Fajrul Islam :) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Manajemen Makna Terkoordinasi

Untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah percakapan, Barnett Pearce dan Vernon Cronen membentuk teori Manajemen Makna Terkoordinasi ( Coordinated Management of Meaning -CMM). Bagi Pearce dan Cronen, orang berkomunikasi berdasar aturan. Mereka berpendapat bahwa aturan tidak hanya membantu kita dalam berkomunikasi dengan orang lain, melainkan juga dalam menginterpretasikan apa yang dikomunikasikan orang lain kepada kita. Manajemen makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan. Cronen, Pearce, dan Haris menyebutkan : “Teori CMM menggambarkan manusia sebagai aktor yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai.” Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia

Kutipan Menarik dari Buku Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi

Buku “Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi” karangan Boy Candra ini saya beli beberapa hari yang lalu. Kalau ada yang bilang jangan menilai sebuah buku hanya dari sampulnya saja, mungkin saya adalah bagian dari sebuah anomali. Nyatanya, keputusan saya untuk membeli novel ini sebagian besar ditentukan oleh apa yang ditampilkan pada bagian sampulnya. Saya tertarik membeli sebab sampul bukunya yang sederhana dengan ilustrasi dua orang yang berada di bawah hujan ditambah beberapa kalimat narasi di sampul belakang buku.  Ini pertama kalinya saya membaca karya dari Boy Candra. Sebuah novel yang cukup renyah untuk dicerna. Hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan buku setebal 284 halaman ini. Berlatar belakang dunia perkuliahan, tokoh Kevin, Nara, Juned, dan Tiara dipertemukan. Kevin dan Nara sudah bersahabat sejak kecil. Diam-diam ia memendam perasaan pada Nara. Nara yang tidak tahu bahwa Kevin punya perasaan lebih padanya, pernah meminta Kevin untuk menjadi sahabat selamanya.

Fungsi Koordinator Akhwat (Korwat)

“Akhwatnya yang lain mana nih? Kok gak ada yang bersuara? Yang bicara dia-dia lagi...”   celetuk salah satu ikhwan (laki-laki) di sebuah forum. Ternyata kejadian ini juga bisa disalah pahami oleh beberapa orang. Awalnya saya juga berpikir untuk apa koordinator akhwat (perempuan) a.k.a korwat, kan sudah ada koordinator ikhwan? Bukankah dengan satu komando, sebuah koordinasi akan lebih mudah? Setelah mengamati dengan waktu yang cukup lama, jawabannya adalah karena akhwat/muslimah itu punya kekhasan tersendiri. Ada hal-hal yang tidak dapat ditangani secara langsung oleh koordinator ikhwan. Karena keunikan itulah dibutuhkan seseorang, tentunya akhwat, yang mampu mengurusi berbagai hal terkait koordinasi internal dengan akhwat-akhwat lainnya dan sebagai perantara komunikasi dengan korwan. Tentu saja kita akan dihadapkan pada pertanyaan, lantas apakah fungsi korwat hanya tampak sebagai “penyampai pesan”? Tidak, bahkan sebenarnya fungsi korwat lebih dari itu. Dari buah pemikiran (tul