Dunia kampus,
dunia yang baru bagiku. Karena ruang dan waktu antara dunia SMA dan kampus
berbeda, dan selalu saja jadwalku bentrok ketika pertemuan halaqoh, aku
ditransfer. Disini aku bertemu dengan kak Nadia. Dia manis, tutur katanya
lembut, dan sangat feminin. Hampir enam bulan kami bertemu dalam naungan
organisasi yang sama, Fajrul Islam.
Suatu sore, kami
duduk berdua di bawah pohon rindang, pelataran kampus. Memandang awan yang
berarak, diantara jingga langit sore itu. Angin sepoi sesekali melambaikan
jilbab kami. Lalu kak nadia memandang sekitar, sejenak mengamati mahasiswi dan
mahasiswa yang berlalu lalang di depan kami.
“Ning…” sapanya
lembut memulai pembicaraan. Menyebutku dengan nama, Ning.
“Coba kamu
perhatikan deh, mahasiswa di kampus
kita banyak ya.”
“Iya kak, bahkan
ada julukan baru : Kampus Sejuta Umat ! haha, kampusnya dimana-mana. Bahkan
hari Minggu juga dipakai praktikum.” Jawabku semangat.
“Ning, kakak
pengen deh, bagaimana jika suatu hari
semua perempuan muslim di kampus kita mengenakan jilbab.” Ucapnya tegas, lalu
senyum terukir diwajahnya.
Terkejut aku
mendengar cita-citanya yang begitu besar, bahkan sempat membuatku terdiam, “Hhe?!
Wow….gimana ya kak, kan kebanyakan gaya hidupnya hedonis.”
“Nah.. justru itu
tantangannya! suatu hari Ning..” tandasnya dengan penuh keyakinan.
“Aamiin.” Jawabku
singkat, tapi cita-cita itu terekam jelas di memoriku. Cita-cita besar yang
agaknya mustahil, tapi siapa yang tahu bila tak pernah dicoba.
Suatu hari kak,
suatu hari nanti akan ada saatnya kampus ini penuh dengan pelangi jilbab.
Tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. Gunung cita-cita ini yang
selanjutnya akan kita daki. Dan sekarang kita tengah mencoba merealisasikan
cita-cita ini, innamal ‘amalu bin niat.
Semoga Allah meridhoi kak, Pelangi jilbab di
kampus kita.
------------------------------------------------
Subhannallah, merinding dan terharu baca percakapan kalian
BalasHapus:)
:D ayo nisphil ikutan juga ya.. bantu realisasikan mimpi-mimpi kita..hehe
Hapus